Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IT Sebut Tabungan Nasabah BRI Dibobol dengan Skimming

Kompas.com - 13/03/2018, 18:18 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli forensik digital Ruby Alamsyah menyebutkan pembobolan ATM milik sejumlah nasabah BRI kemungkinan memakai metode skimming dan pencairan dananya dilakukan di luar negeri.

"Jadi dari perspektif saya, meyakini kejadian tersebut merupakan pembobolan menggunakan ATM fraud dengan metode skimming," ujarnya saat bincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (13/3/2018).

Dia menjelaskan bahwa metode skimming sudah biasa digunakan untuk membobol ATM. Caranya dilakukan dengan memasang alat yang bisa menyalin nomor kartu ATM nasabah serta kamera pengintai PIN Pad di mesin penarik uang.

Pelaku yang sudah mendapatkan nomor kartu dan rekaman PIN kemudian mencocokkannya dengan melihat log waktu pencatatan. Dari situ, kemudian pelaku bisa memasukkan nomor serta PIN ke kartu ATM kosong dan memakainya untuk mengambil uang.

Baca juga : Dana Nasabah BRI Hilang, OJK Sebut, kalau Terbukti Bank yang Lalai, Harus Menggantinya

Ruby meyakini, setelah mendapatkan nomor kartu ATM beserta PIN, pelaku melakukan penarikan dana di luar negeri. Hal ini menurutnya terlihat dari nominal penarikan yang tidak bulat serta dikenakan biaya administrasi.

"Dari salah satu pernyataan pejabat BRI, dia menyebutkan kemungkinan penarikan sejumlah rekening nasabah menggunakan ATM di luar Indonesia. Dibuktikan dengan nominal pasti yang terkena itu tidak bulat, alias ada pecahannya. Lalu, ada tambahan biaya administrasi beberapa puluh ribu," imbuhnya.

Kriminal Terorganisir

Ruby berpendapat skimming kartu ATM nasabah BRI itu merupakan ulah organisasi kriminal internasional. Organisasi tersebut merekrut tim operasional lokal untuk memasang alat penyalin nomor ATM dan PIN; kemudian meminta tim itu mengirimkan hasilnya ke luar negeri.

Karena itu dia menyarankan agar pihak yang berwenang tak hanya mengusut pelaku-pelaku yang berada di Tanah Air, tapi mengejar hingga menangkap aktor intelektual yang berada di luar negeri.

"Polisi kan sudah sering menangkap. Tapi yang terjadi adalah si pelaku setiap tim operasional ditangkap, mereka merekrut baru lagi," ujar Ruby.

"Jadi polisi cuma menangkap tim operasional lokal saja, bukan aktor intelektual. Sudah 7 tahun saya ngomong, terbukti sekarang masih terjadi kasus serupa," pungkasnya.

Kompas TV Pembobolan dana nasabah melalui modus skiming kembali terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com