Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tawarkan Investasi Infrastruktur jelang Annual Meeting IMF-World Bank

Kompas.com - 13/03/2018, 21:45 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Annual Meeting IMF (International Monetary Fund)-World Bank Group 2018 jadi kesempatan bagi Indonesia untuk menawarkan investasi di bidang infrastruktur.

Bahkan, sebelum annual meeting diselenggarakan pada 8-14 Oktober, sudah ada permintaan dari luar negeri untuk turut serta dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, baik yang sedang berjalan ataupun proyek yang akan datang.

"Dari annual meeting bulan April nanti di Washington, kami sudah menerima banyak sekali permintaan dari institusi finansial, terutama mengenai pembangunan infrastruktur dan financing," kata Sri Mulyani usai rapat Panitia Nasional Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (13/3/2018).

Menteri yang akrab disapa Ani ini mengungkapkan, tidak selalu kesepakatan kerja sama investasi terjadi saat Annual Meeting berlangsung.

Ada banyak kesempatan, namun memang ketika Annual Meeting terlaksana, bakal ada side event di mana kepala negara di Asia Tenggara atau kawasan regional lainnya berkumpul, dan itu dapat jadi kesempatan Indonesia untuk unjuk gigi.

"Apalagi, setelah Indonesia masuk investment grade, mereka (investor) tidak lagi memiliki halangan untuk masuk ke sini, baik melalui project atau membeli Surat Berharga Negara," tutur Sri Mulyani.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus Ketua Panitia Nasional Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018, Luhut Binsar Panjaitan, menunjuk PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk menyiapkan proyek infrastruktur yang dapat melibatkan investor luar negeri. PT SMI disebut sudah menyiapkan setiap proyek disertai dengan pembahasan yang spesifik.

"Seiring dengan berjalannya waktu, akan kami lihat berapa nilai investasinya. Tapi, saya kira bisa beberapa miliar dolar AS atau sampai dobel digit miliar dolar AS," ujar Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com