Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara G7 Sasar Peluang Perdagangan dengan Negara Berkembang

Kompas.com - 15/03/2018, 11:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Standard Chartered merilis Indeks Performa Perdagangan 7 negara maju (Group of Seven/G7) ke 7 negara berkembang (Emerging 7/E7) pada Rabu (14/3/2018).

Indeks ini memeringkat negara-negara G7 berdasarkan performa perdagangan ekspor aktual dibanding prediksi ekspor terhadap negara-negara E7.

Peringkat yang lebih tinggi diberikan ketika jumlah perdagangan ekspor aktual melampaui potensi ekspor terhadap E7, sementara peringkat yang lebih rendah diberikan ketika perdagangan ekspor aktual tidak memenuhi jumlah prediksi ekspor.

Negara G7 yakni anada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat sedangkan negara E7 yakni Bangladesh, China, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Vietnam.

Hasil Indeks menyebutkan Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis menyadari peluang keuntungan besar jika mereka dapat memenuhi potensi perdagangan dengan negara E7, sementara Jerman menunjukkan performa terbaik sebagai satu-satunya negara yang saat ini melampaui total potensi perdagangan dengan E7.

Baca juga : BI: Defisit Neraca Perdagangan Karena Peningkatan Produksi dan Investasi

Indeks tersebut menunjukkan adanya performa perdagangan yang menurun dari negara-negara G7 ke negara-negara E7.

Dari 49 jalur perdagangan dari G7 ke E7, hanya sembilan jalur perdagangan yang saat ini telah memenuhi atau melampaui target.

Sisanya, dengan nilai total perdagangan 162 miliar dolar AS, tidak mampu memenuhi target ekspor mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat peluang pertumbuhan tahunan perdagangan ekspor dari G7 ke E7 sebesar 30 persen.

Dengan demikian, E7 merupakan jalur perdagangan yang krusial dan penting bagi masa depan pertumbuhan negara G7 pada tahun 2018 ke depan.

Indeks Performa Perdagangan Standard Chartered dari G7 ke E7Standard Chartered Indeks Performa Perdagangan Standard Chartered dari G7 ke E7

Michael Vrontamitis, Head of Trade for Europe and Americas Standard Chartered menjelaskan, keanggotaan G7 yang tidak lagi menjadi acuan untuk pertumbuhan ekonomi.

Menurut dia, Indeks Kinerja Perdagangan Standard Chartered G7 ke E7 mengungkap peluang pertumbuhan yang aktual, yakni bahwa setiap negara G7 memiliki peluang yang tinggi untuk mempercepat kinerja ekspor mereka di tujuh negara E7.

"Indeks kami menunjukkan bahwa jika ekonomi G7 mengorientasi kembali strategi perdagangan mereka terhadap E7, dimana terdapat peluang nilai tambahan sebesar 162 miliar dollar AS per tahun, dan keuntungan langsung sebesar 30 persen," ujar dia melalui rilis.

Dia melanjutkan, terlihat jelas E7 mewakili peluang perdagangan multi-miliar dolar bagi pemerintahan dan bisnis G7 yang mencari diversifikasi dan pertumbuhan ekspor.

"Perusahaan harus mengembangkan strategi-strategi dengan sektor spesifik dan koridor, kemudian mengidentifikasi bagaimana mereka dapat meningkatkan peluang bisnis di sana," pungkasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com