JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kebijakan impor beras oleh pemerintah turut menyumbang tingginya nilai impor yang menyebabkan neraca perdagangan pada Februari 2018 mengalami defisit.
Pemerintah menetapkan kuota impor beras dari sejumlah negara produsen sebesar 500.000 ton dalam rangka stabilisasi harga beras dalam negeri.
"Kenaikan impor barang konsumsi selama Februari dari Januari bisa dipahami karena komoditas yang dominan, salah satunya adalah beras," kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).
BPS mencatat defisit neraca perdagangan Februari sebesar 0,12 miliar dolar AS. Untuk nilai impornya tercatat sebesar 14,21 miliar dolar AS, dengan rincian impor barang konsumsi 1,38 miliar dolar AS, impor bahan baku atau penolong 10,58 miliar dolar AS, dan impor barang modal 2,25 miliar dolar AS.
Baca juga: Neraca Perdagangan Februari 2018 Defisit
Dalam hal ini, komoditas beras masuk kategori impor barang konsumsi. Dengan begitu, meski turut menyumbang terhadap nilai impor, kebijakan impor beras ini tidak terlalu signifikan karena porsi paling besar ada pada impor bahan baku dan disusul dengan impor barang modal.
"Impor di barang modal atau bahan baku itu sebuah pertanda bahwa ekonomi kita masih menggeliat," tutur Suhariyanto.
Adapun dari Januari hingga Februari 2018, BPS mencatat data beras impor yang telah masuk ke Indonesia sekitar 286.000 ton lebih.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.