JAKARTA, KOMPAS.com - PT Semen Indonesia bakal menunda proses akuisisi perusahaan di luar negeri karena kondisi bisnis semen cenderung kurang kondusif akibat over capacity atau pasokan melebihi jumlah permintaan.
Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso mengatakan, rencana ekspansi tersebut pun terpaksa ditunda untuk waktu yang belum ditentukan. Pasalnya, jika dipaksakan terjadi, dikhawatirkan ekspansi itu malah akan berdampak buruk pada bisnis.
“Over-capacity enggak hanya di Indonesia tapi seluruh asia selatan. Kita menunda ekspansi ke luar negeri karena over capacity, kalau dipaksa malah bakal menambah kapasitas yang tidak ter-utilisasi,” sebutnya saat ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis (15/3/2018).
Kondisi saat ini adalah produksi semen, baik di Indonesia atau di kawasan Asia Selatan sudah melebihi kebutuhan yang ada. Dengan demikian, akuisisi hanya akan menambah tekanan pada harga dan berdampak buruk pada bisnis.
Baca juga: Ini Rencana Bisnis Anak Usaha Semen Indonesia
Corporate Secretary Semen Indonesia, Agung Wiharto menambahkan pada 2017 lalu total konsumsi semen mencapai 66,5 juta ton. Sementara itu kapasitas terpasang produksi semen nasional berada di kisaran 106 juta ton.
Prediksi pertumbuhan konsumsi di 2018 mencapai 5 hingga 6 persen, yakni di kisaran 70 juta ton. “Dari kondisi seperti ini secara ekonomis tidak memungkinkan (ekspansi). Kita hold dulu, tidak tau sampai kapan,” ujar dia.
Sebelumnya, Semen Indonesia memiliki rencana ekspansi ke luar negeri. Salah satunya adalah mengakuisisi pabrik di Bangladesh, yang jika terjadi bakal meningkatkan kemampuan produksi perusahaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.