Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: Apa Untungnya Punya Freeport?

Kompas.com - 16/03/2018, 22:32 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com -  Pengamat Ekonomi Faisal Basri menilai upaya Pemerintah Indonesia untuk menguasai PT Freeport Indonesia hanya untuk menunjukkan kekuasaan pemerintah saja. Menurut dia, tambang Freeport di Indonesia sudah tidak terlalu menguntungkan.

Saat ini pemerintah masih terus melakukan negosiasi terkait divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PT FI).

"Apa untungnya punya Freeport tapi produksi naik ya enggak, apalagi itu sudah diekspoloitasi oleh Freeport setengah abad sehingga tidak ada lagi sisanya di permukaan tanah," kata Faisal Basri di Jakarta, Jumat (16/3/2018).

Selain itu ongkos produksi juga akan meningkat karena untuk mendapatkan hasil tambang harus mengeruk lebih dalam. "Untuk produksi harus gali ke bawah, ongkosnya lebih mahal karena lebih susah, sisanya kerak-keraknya saja kenapa enggak dari awal?" sebut dia.

Baca juga: Freeport Buka-bukaan soal Nasib Ribuan Karyawan yang Mogok Kerja

Faisal menyarankan dari pada uang negara habis untuk membeli saham Freeport lebih baik melakukan eksplorasi di lapangan baru yang bakal menambah produksi, menambah nilai ekspor, dan menciptakan lapangan kerja.

"Kalau pemerintah punya duit kenapa gak mulai dari yang wilayah baru ini infrastruktur dibangun masif, tenaga kerja nambah, ekspor nambah, produksinya nambah, tidak demi kedaulatan yang semu," ucap Faisal Basri. (Apfia Tioconny Billy)

Berita ini  telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Dinilai Ingin Tunjukan Kekuasaan Kejar Divestasi Saham Freeport

Kompas TV Untuk mencapai kepemilikan 51 persen saham Freeport Indonesia, pemerintah akan mengakuisisi 40 persen hak partisipasi Rio Tinto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com