Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pertumbuhan Kredit 2017 Tak Sesuai Target Presiden Jokowi

Kompas.com - 17/03/2018, 13:41 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyinggung tentang pertumbuhan kredit tahun 2017 yang tak sesuai dengan perkiraannya pada rentang 9 hingga 12 persen per tahun. Tingkat pertumbuhan kredit tahun 2017 tercatat hanya sebesar 8,24 persen.

Lantas, apa yang membuat pertumbuhan kredit tidak sesuai target yang ditetapkan pemerintah bersama dengan perbankan?

Vice President Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menyebut faktor pertama adalah perbankan masih melakukan konsolidasi serta tingginya undisbursed loan atau pinjaman yang tak dicairkan sepanjang 2017.

"Masih lemahnya permintaan kredit perbankan terindikasi dari pertumbuhan undisbursed loan pada akhir tahun 2017 yang mencapai 8 persen dari akhir tahun 2016 yang hanya 6,9 persen," kata Josua saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (17/3/2018).

Baca juga : Pertumbuhan Kredit Tak Capai Target, Jokowi Sindir Bos-bos Perbankan

Menurut Josua, data tersebut memperlihatkan bahwa ekspansi yang dilakukan pelaku usaha di sektor riil masih rendah. Selain itu, untuk tingkat risiko kredit juga cukup tinggi khususnya pada bank Buku I dan II, terlepas dari terbatasnya permintaan kredit sebagai dampak dari kondisi sektor riil.

"Kondisi likuiditas yang tidak meratapun juga merefleksikan ekspektasi pertumbuhan kredit yang tidak merata," ucap dia.

Baca juga : Februari 2018, Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 8 Persen

Secara terpisah, Chief Economist Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan, perlambatan tingkat pertumbuhan kredit tidak hanya dari sisi perbankan yang tidak berani mengambil risiko, tapi karena demand atau permintaan kredit yang rendah.

Dia mencontohkan, ketika developer sudah teken kontrak dengan bank untuk pembiayaan namun penjualan properti tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka di situ memicu perlambatan pertumbuhan kredit.

"Bank waktu itu sudah menyiapkan dana untuk sektor-sektor tersebut, tapi ternyata proyek saya enggak ada kemajuan, yang beli enggak banyak," ujar Lana.

Baca juga : Hingga Akhir Kuartal I Pertumbuhan Kredit Diperkirakan Masih Terbatas

Untuk tahun ini, tingkat pertumbuhan kredit diperkirakan bisa membaik dibanding tahun 2017.

Pemerintah dan perbankan diharapkan bisa memanfaatkan momen jelang bulan puasa atau Lebaran. Program pemerintah terkait anggaran untuk masyarakat harus dipastikan berjalan lancar sehingga daya beli membaik dan bisa mendorong permintaan kredit dari pelaku usaha.

Kompas TV Bank Indonesia mengaku belum bisa menerbitkan kebijakan pelonggaran uang muka kredit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com