Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat di Bawah Target, Pertumbuhan Kredit Diprediksi Membaik

Kompas.com - 17/03/2018, 13:45 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat pertumbuhan kredit tahun 2018 diperkirakan akan meningkat dan mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2017.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menetapkan target pertumbuhan kredit 9-12 persen untuk 2017, namun realisasinya hanya 8,24 persen, sehingga melambat dari yang diperkirakan pemerintah bersama perbankan.

"Pada tahun ini, dengan mengasumsikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari tahun lalu, maka kebutuhan pembiayaan sektor riil pun semakin besar," kata Vice President Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (17/3/2018).

Josua mengatakan, pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2018 ini diproyeksikan bisa mencapai 9-11 persen, dengan mendasarkan pada target pertumbuhan ekonomi 5,2 sampai 5,3 persen.

Selain itu, faktor lain yang mendorong perbaikan pertumbuhan kredit yaitu tren penurunan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang pertumbuhannya melambat jadi 2,8 persen pada akhir tahun 2017 dari tahun sebelumnya yang masih tumbuh hingga 34 persen.

"Penurunan laju CKPN juga akan mengindikasikan bahwa supply kredit juga akan mulai berekspansi pada tahun ini," ujar Josua.

Dari sisi perbankan, Josua mengungkapkan perlu untuk segera merestrukturisasi kredit bermasalah, khususnya pada sektor pertambangan dan perdagangan.

Perbankan juga diharapkan menjaga kondisi likuiditas sehingga penyaluran kredit berjalan lancar ketika ada peningkatan permintaan dari sektor riil.

Chief Economist Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, pemerintah dapat memanfaatkan momentum jelang bulan puasa hingga Lebaran untuk menjaga daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakat yang terjaga bisa mendorong permintaan terhadap kebutuhan lain sehingga pelaku usaha lebih percaya diri mengajukan pembiayaan atau kredit dari perbankan.

"Mungkin di sektor industri makanan minuman sudah mulai menggeliat. Tapi, tahun lalu kita kehilangan momen, gaji ke-13 yang mundur, penundaan pencairan Kartu Indonesia Sejahtera, daya beli masyarakat jadi tidak terbantu. Mudah-mudahan untuk tahun ini bisa on time," ujar Lana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com