Perkuat Pasar di AS dan Jepang, Panca Mitra Naikkan Target Ekspor Udang jadi 20.000 Ton

SITUBONDO, KOMPAS.com - Perusahaan eksportir udang yang berbasis di Situbondo Jawa Timur, PT Panca Mitra Multiperdana menargetkan bisa meningkatkan ekspor udang dua kali lipat pada tahun ini jika dibandingkan tahun sebelumnya.

President Director Panca Mitra Multiperdana Martinus Soesilo mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya mematok angka ekspor udang sebesar 20.000 ton dari tahun lalu 10.000 ton. Perseroan menempatkan Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor.

"Kami akan terus meningkatkan angka ekspor pada tahun ini, di mana ekspor kami 70 persen ke Amerika Serikat. Sementara 20 persen ke Jepang dan 10 persen ke negara lainnya seperti Eropa dan sebagainya," jelas Martinus.

Menurut Martinus, pasar udang di Amerika Serikat cukup besar. Sehingga Panca Mitra akan terus meningkatkan ekspor ke negara tersebut.

Salah satu buyer udang yang diekspor Panca Mitra adalah perusahaan ritel Walmart. Perusahaan tersebut  telah menjadi mitra dari perseroan sejak 2005. Selain Walmart, sejumlah perusahaan ritel AS juga telah menjadi pembeli dari udang-udang yang diekspor perseroan.

Panca Mitra juga memasok udang untuk pasar Jepang. Untuk wilayah ini, salah satu perusahaan yang membeli adalah Marubeni Corp. Perusahaan ini juga telah menjadi mitra sejak lama.

Namun demikian, Oanvca Mitra tidak menjual produk udang ke pasar Indonesia karena daya beli dinilai kurang.

Untuk memenuhi pasokan udang yang akan diekspor, Panca Mitra menggandeng mitra petambak yang ada di sejumlah daerah, di antaranya Medan, Tarakan Bali, dan wilayah lainnya.

Mitra-mitra yang menjadi pemasok udang perseroan merupakan petambak besar dan yang telah memperoleh sertifikat best aquaculture practices (BAP). Sertifikat tersebut wajib dimiliki oleh petambak yang menjadi mitra perseroan, guna memenuhi persyaratan yang ditetapkan Pemerintah AS.

Dalam waktu dekat ini, Panca Mitra Multiperdana akan melepas saham ke publik melalui initial public offering (IPO) sebanyajk-banyaknya 30 persen. Dana yang diperoleh akan dipakai untuk modal kerja dengan porsi 80 persen dan 20 persen sisanya untuk belanja modal.