JAKARTA, KOMPAS.com - Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Endarto, menyebut rencana pemerintah menerapkan program student loan atau kredit pinjaman bagi mahasiswa bisa membantu masyarakat untuk mengakses pendidikan di Indonesia.
Namun, ada hal mendasar yang perlu diperhatikan pemerintah sebelum menjalankan dan menerapkan program tersebut.
"Ketika ini mau diluncurkan, harus jelas nih. Jangan sama seperti program-program pinjaman pemerintah lainnya, sering diberikan cuma tanpa sosialisasi yang lengkap, sehingga yang menerima merasa itu sebagai uang berkah atau jatuh dari langit," kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/3/2018).
Menurut Eko, nantinya penerima student loan harus memiliki rasa tanggung jawab bahwa dia memiliki kewajiban melunasi pinjaman pendidikan. Hal itu dianggap termasuk dalam poin apa saja yang perlu dirumuskan pemerintah melalui program student loan tersebut.
Baca juga : Jokowi Minta Perbankan Sediakan Student Loan, Ini Komentar BI
"Jangan lupa sanksinya juga harus ada. Kalau enggak ada sanksi, sistemnya juga harus kuat supaya ketika katakanlah lulusan sudah dapat pekerjaan, otomatis langsung dipotong, sehingga pinjaman ini bisa bermanfaat dan tidak merugikan pemerintah ke depannya nanti," tutur Eko.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ketika ditanya mengenai rencana program student loan belum bisa menjelaskan lebih lanjut. Darmin hanya memastikan, jajarannya bersama pihak terkait akan meneruskan apa yang telah diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Itu nanti lah, (penjelasan) student loan nanti saja. Kami kerjakan dulu," ujar Darmin.
Presiden Jokowi memunculkan ide untuk student loan dalam sebuah forum yang menghadirkan bos-bos perbankan Indonesia di Istana Negara, Kamis (15/3/2018) lalu. Jokowi ingin mengubah pola kredit masyarakat dari yang konsumtif ke barang menjadi untuk jasa pendidikan.
Baca juga : OJK Kaji Permintaan Jokowi untuk Kembangkan Kredit Pendidikan
Indonesia sudah pernah menjalankan program student loan di tahun 1980-an lalu. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir yang menjadi salah satu penerima student loan menceritakan, program itu efektif membantu mahasiswa tingkat akhir yang sudah tidak dibiayai oleh orangtuanya.
"Tapi, ada masalah lain, rata-rata enggak bayar (cicilan pinjaman) semua karena mereka hanya butuh fotokopi ijazah dan legalisasi. Itu yang dibawa ke mana-mana," ucap Nasir.
Baca juga : Jokowi Minta Perbankan Garap Kredit Pendidikan seperti di AS
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.