Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perundingan CEPA dan RCEP Jadi Fokus Indonesia-Australia

Kompas.com - 19/03/2018, 17:47 WIB
M Latief

Editor

SYDNEY, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo berpesan agar Australia tidak menilai Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) hanya berdasarkan aspek komersial jangka pendek, tetapi juga sosial jangka menengah dan panjang, khususnya terkait kesejahteraan dan peningkatan kapasitas dan pembentukan power house antarkedua negara sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara. 

Demikian Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam keterangan pers usai mendampingi Presiden Jokowi untuk menghadiri serangkaian acara di sela KTT Khusus ASEAN-Australia yang digelar di Sydney, Australia, 17 - 18 Maret 2018.

Setelah menghadiri acara Dialog Antar-Agama Pemuda Indonesia dan Australia yang juga dihadiri oleh PM Australia Malcom Turnbull, Presiden melakukan pertemuan dengan PM Turnbull untuk membahas berbagai kerja sama bilateral antara kedua Negara. Dalam pertemuan itu perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) menjadi salah satu fokus utama pembicaraan kedua Kepala Negara.

Pada prinsipnya, menurut enggar, kedua Kepala Negara menyambut baik kemajuan perundingan yang telah dicapai melalui 11 putaran dan menggarisbawahi pentingnya perundingan tersebut untuk diselesaikan tahun ini juga.

"Presiden berpesan agar Australia tidak menilai CEPA hanya dari aspek komersial jangka pendek, tetapi juga aspek sosial jangka menengah dan panjang, khususnya terkait kesejahteraan dan peningkatan kapasitas serta pembentukan power house antara kedua negara sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara," kata Enggar.

Dalam pertemuan bilateral kali ini Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) juga menjadi perhatian khusus kedua Kepala Negara. Indonesia menekankan arti penting RCEP sebagai komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral di kawasan paling dinamis di dunia.

Secara kolektif, negara-negara RCEP menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 23,8 triliun pada tahun 2016, atau lebih dari dua kali lipat PDB negara-negara Trans Pacific Partnership (TPP) tanpa kehadiran Amerika Serikat di dalamnya. Dan berbeda dari pasar TPP, pasar RCEP terus bertumbuh dinamis sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya kelas menengah.

Enggar mengatakan, jika itu terwujud, kawasan RCEP akan mewakili sekitar 32 persen GDP dunia, lebih dari 29 persen perdagangan dunia dengan pasar sebesar lebih dari 3,4 miliar jiwa.

Di kawasan ini, pasar konsumsi tumbuh pesat, khususnya di wilayah ASEAN, India, dan China. Itu akan menjadi antitesa terhadap gerakan proteksionisme yang muncul di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini,” kata Enggar Enggar.

Untuk mendorong penyelesaian perundingan RCEP tahun ini, lanjut Enggar, Indonesia meminta Australia merekalibrasi ambisinya di bidang akses pasar barang, jasa, dan investasi. Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak Australia bekerja sama dengan ASEAN dan negara peserta lainnya guna menemukan landing zones yang dapat diterima oleh semua pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com