Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Jagung Sumbawa Diekspor ke Filipina

Kompas.com - 20/03/2018, 06:41 WIB
Kurniasih Budi,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

 

SUMBAWA, KOMPAS.com - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, akan melepas ekspor jagung dari Kabupaten Sumbawa sejumlah 11.500 ton dari Pelabuhan Badan, Sumbawa, Selasa (20/3/2018). Jagung tersebut akan diekspor ke negara tetangga, Filipina.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Tarunawan, menjelaskan target jagung yang akan diekspor tahun ini mencapai 35.000 ton. Selama tujuh tahun terakhir, baik luas tanam maupun produktivitas jagung melonjak pesat di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Pada 2017, Sumbawa menghasilkan jagung dari areal seluas 97 ribu hektar, dengan rata-rata hasil panen sejumlah tujuh kilogram per hektarnya. "Lebih kurang 700.000 ton jagung dihasilkan Kabupaten Sumbawa," kata Tarunawan di kantornya, Senin (19/3/2018).

(Baca: Indonesia Ekspor 60.000 Ton Jagung ke Filipina)

Biasanya, hasil panen Sumbawa ditampung oleh pabrik pakan ternak yang ada di Pulau Jawa. Selama Maret dan April, pabrik pakan ternak tersebut belum menyerap jagung dari petani Sumbawa.

Sepanjang awal tahun ini, pabrik pakan ternak masih memanfaatkan stok jagung akhir tahun lalu. Karena tak terserap pasar domestik itulah, Sumbawa mengirimkan jagungnya ke luar negeri.

Pada 2015, Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mengekspor jagung dari Pelabuhan Badas, Sumbawa, sejumlah 134.000 ton. Jagung tersebut berasal dari lahan petani di Bima, Dompu, dan Sumbawa.

Setelah itu, pada 2017, budidaya jagung dikembangkan di lahan seluas 400.000 hektar di NTB, utamanya di Pulau Sumbawa. Jagung dibudidayakan di areal persawahan seluas 215.553 hektar dan lahan bukan sawah seluas 185.000 hektar.

Mengejar harga tinggi

Stabilnya harga jual jagung membuat petani di Sumbawa lebih memilih menanam komoditas itu dibandingkan jenis lainnya.

Kecenderungan petani untuk memilih tanaman jagung tidak bisa dibendung karena faktor harga yang menggiurkan. Selain itu, pemerintah NTB berani menetapkan Harga Pokok Pembelian Pemerintah (HPP) agar harga jagung stabil.

Adapun, harga jagung dengan kadar air di atas 30 persen adalah Rp 2.200 per kilogram. Sementara itu, harga jagung dengan kadar air 17 persen yakni Rp 3.150 per kilogram.

"Salah satu strategi untuk menstabilkan harga adalah saat pasar dalam negeri tutup, jagung dilempar ke luar negeri," katanya.

Lumbung jagung

Tak cuma mengekspor jagung, Sumbawa juga menargetkan produksi jagung tahun ini sebesar satu juta ton dengan luas lahan 125.000 hektar.

"Tentu saja dengan target itu, kami mesti menggenjot produktivitas menjadi 8 juta ton per hektarnya," ungkapnya.

Guna mengejar produksi jagung 1 juta ton tahun ini, Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa melakukan berbagai strategi. Langkah yang diambil seperti menerapkan pola intensifikasi dan ekstensifikasi, baik pada masa kemarau 1 (MK 1) maupun masa kemarau 2 (MK 2).

Hingga kini, lahan yang telah ditanami jagung mencapai 100.000 hektar. Ditambah lagi, lahan persawahan dimanfaatkan sebagai area budidaya jagung seluas 30.000 hektar. Dengan demikian, Kabupaten Sumbawa menargetkan pada masa kemarau 1 (MK 1) ada sekira 50.000 hektar lahan yang ditanami jagung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com