Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LinkedIn: Mayoritas Orang Indonesia Kaitkan Kesuksesan dengan Pilihan Karier

Kompas.com - 20/03/2018, 14:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan profesional global LinkedIn baru-baru ini melakukan studi terkait karier di mata orang dewasa Indonesia, yakni mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Lebih dari separuh orang Indonesia memandang kesuksesan sangat bergantung pada kolaborasi dengan komunitas.

"Lebih dari 65 persen orang Indonesia merasa bahwa kesuksesan membutuhkan kolaborasi dengan komunitas untuk saling membantu," tulis LinkedIn dalam laporannya, Selasa (20/3/2018).

Selain itu, sekitar 80 persen orang Indonesia pun mengaitkan kesuksesan dengan pilihan karier yang mereka buat. Adapun 68 persen menyatakan orang-orang di sekitar atau komunitas mereka sebagai pendukung utama dalam perjalanan menemukan makna sukses dan mencapainya.

Data dari studi LinkedIn pun menunjukkan, profesional yang lebih berpengalaman mengingat pekerjaan pertama mereka. Fase awal dalam kehidupan tersebut membentuk sikap dan pola pikir mereka dalam perjalanan menemukan dan mencapai sukses.

Baca juga: Terungkap, Ini 6 Pekerjaan yang Paling Dicari di Asia

Hal tersebut diakui sendiri oleh Managing Director APAC LInkedIn Olivier Legrand. Ia mengaku, pekerjaan pertamanya adalah di bidang perbankan.

"Pekerjaan awal saya adalah di perbankan. Saya memperoleh jejaring yang sampai saat ini masih berhubungan dengan saya dan saya hubungi untuk memperoleh beragam informasi," ujar Legrand dalam konferensi pers LinkedIn Dream Jobs di Jakarta.

Begitu pula dengan CEO PT Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler. Ia menuturkan, pada tahap awal kariernya adalah ia ingin bekerja di luar negara asalnya, Republik Ceko.

Komitmen tersebut pun dipegang teguh oleh Gaisler. Ia pun mengaku saat ini memiliki jejaring yang sangat luas di seluruh dunia. "Pada awalnya saya ingin kerja di luar negeri. Saya memulai pekerjaan pertama saat masih kuliah pada tahun 1992 untuk memperoleh uang tambahan, saya pernah bekerja di Pepsi dan GE (General Electric)," kenang Gaisler.

Baca juga: Pekerjaan Terkait Data Akan Banyak Dicari pada Tahun Ini

Dalam kesempatan yang sama, Head of GrabPay Indonesia Ongki Kurniawan menceritakan, ia pertama kali berkarier di perbankan, yakni di Citibank. Bekerja di bank global tersebut, Ongki mengaku memperoleh kesempatan yang sangat besar untuk membangun karier.

Apalagi, Citibank secara luas dikenal sebagai "sekolah" bagi bankir. Di sana, Ongki pun memperoleh mentor asal AS yang mendidiknya banyak hal yang berguna pada perjalanan kariernya.

"Saya pernah bekerja di Citibank, yang meripakan perusahaan besar di Indonesia. Banyak orang Indonesia mengenal Citibank adalah sekolahnya para bankir. Semua pengalaman itu membentuk diri saya saat ini," tutur Ongki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com