Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Singapura Tambah Wirausaha Sosial

Kompas.com - 21/03/2018, 07:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Wirausaha sosial atau social entrepreneur saat ini diyakini bisa menjadi salah satu medium untuk membuat perubahan dalam sebuah komunitas masyarakat.

Berangkat dari premis tersebut, Singapore International Foundation (SIF) menyelenggarakan sebuah program bernama Young Social Entrepreneurs (YSE).

Program tahunan tersebut memberikan jalan bagi para wirausahawan sosial muda untuk memulai atau mengembangkan ide-ide bisnis mereka dengan dibimbing mentor-mentor yang ahli dalam bidangnya.

"Program YSE ini berlangsung selama delapan bulan dan dibagi ke dalam empat tahapan. Lokakarya selama empat hari, kemudian skema pembimbingan, kunjungan studi ke luar negeri, klinik bisnis reguler, aktivitas jaringan alumni YSE, dan terakhir sesi presentasi final untuk mendapatkan pendanaan 20.000 dollar Singapura," jelas Head Good Business Programmes Division Martin Ng, di Kantor SIF, Singapura, Selasa (20/3/2018).

Sejak dimulai perdana pada 2010 silam, tak kurang 200 tim dari negara-negara Asia Tenggara dan lainnya ikut mendaftar program YSE.

Martin menerangkan, sampai sekarang program YSE telah berkembang dengan pesat dan memiliki total 772 orang alumni yang mewakili 27 warga negara. Indonesia menyumbang 174 orang di antaranya.

Tahun ini, SIF kembali menggelar program YSE yang kesembilan kalinya di Singapura pada Sabtu (24/3/2018) mendatang.

"Sebanyak 47 tim akan mempresentasikan bisnis mereka di depan para mentor. Kemudian dari sana akan diseleksi menjadi 15 tim untuk mendapatkan bimbingan dari para mentor dan akhirnya diseleksi lagi menjadi hanya enam tim untuk mendapatkan pendanaan dan melanjutkan bisnisnya," sambung Martin.

Enam tim dari Indonesia akan bersaing dengan 41 tim lainnya yang berasal dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Bhutan, Kamboja, India, China, Pakistan, Thailand, dan Amerika Serikat.

Dalam penyelenggaraan YSE 2018 ini Martin berharap agar tim pemenang bisa melanjutkan dan meningkatkan bisnis mereka setelah mendapatkan pendanaan.

Pasalnya, sampai saat ini baru 75,9 persen tim pemenang yang mampu melanjutkan bisnis milik mereka. Akibatnya, pendanaan yang seharusnya diberikan ke mereka secara bertahap terpaksa tidak dilanjutkan.

"Jadi ada sekitar 25 persen dari total pemenang yang tidak melanjutkan bisnis mereka karena pertama itu mengganti idenya dan bergabung dengan perusahaan atau NGO lebih besar," imbuh Martin.

Untuk itu, SIF berencana agar presentase tim pemenang yang bisa melanjutkan bisnis sosial bisa bertambah tahun ini.

"Saya pikir peran mentor akan sangat berpengaruh untuk peningkatan itu. Jadi kami akan menghadirkan para mentor yang semakin baik dalam bidang bisnis dan sosial agar tim pemenang bisa melanjutkan bisnis mereka di masa depan," pungkas Martin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com