Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fin Yourdan, Lepas Status Karyawan demi Bangun Usaha Perkayuan

Kompas.com - 21/03/2018, 10:20 WIB
Pramdia Arhando Julianto,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Beranjak dari zona nyaman sebagai seorang karyawan yang mendapatkan penghasilanan tetap setiap bulan, mendapatkan bonus kinerja, hingga promosi jabatan mungkin akan sulit bagi banyak orang.

Membangun usaha secara mandiri memang diperlukan tekad dan kegigihan yang kuat. Termasuk meninggalkan zona nyaman sebagai seorang karyawan.

Fin Yourdan, pria lulusan University of Auckland, New Zealand tersebut rela meninggalkan zona nyaman sebagai karyawan demi membangun bisnis yang bergerak pada bidang industri perkayuan yang memiliki brand Roots Laboratory.

Memiliki latar belakang bisnis saat mengenyam bangku kuliah pada jurusan internasional bisnis dan marketing, membuat Fin yakin akan pilihannya membangun usaha secara mandiri.

"Jadi awal mulanya itu memang pas kuliah ambil jurusan internasional bisnis dan marketing jadi udah mulai tertanam di dalam benak nanti pas berkarir suatu saat harus punya bisnis sendiri, tapi enggak muluk-muluk juga, awal setelah lulus pasti kerja di tempat orang dulu," ungkap Fin saat berbincang dengan Kompas.com di Workshop Roots Lab, Pondokmelati, Bekasi, Jawa Barat, Senin (19/3/2018).

Membangun karir menjadi karyawan merupakan cara yang paling utama sebagai lulusan baru atau fresh graduate.

"Awal mulanya kerja di bidang advertising marketing digital tapi sekitar dua sampai tiga tahun mulai ngerasa berontak, soalnya secara passion di bidang, kesenian, tapi mengerti juga kalau cuma jadi seniman belum tentu menghasilkan juga," ungkap Fin.

Ketika merasa dunia pekerjaan mulai tak sesuai passion, tercetus keinginan untuk mengundurkan diri (resign) dari pekerjaan tersebut. Hanya saja belum terpikirkan hal apa yang akan dilakukan setelah mengundurkan diri.

"Akhirnya di tahun 2014 mulai kepikiran mau resign, tapi kalau resign apa yang harus dilakukan dan realistis, akhirnya sempat ketemu dengan beberapa kawan yang kebetulan saat itu memikirkan resign dan tetapi bingung mau ke mana arahnya," paparnya.

Meninggalkan Zona Nyaman

Dari rasa gelisah akan pekerjaan dan keinginan untuk mengundurkan diri, Fin bersama rekan-rekannya timbul keinginan untuk refreshing guna menenangkan pikiran.

Refreshing itupun terjadi dengan melakukan trip atau jalan-jalan keliling Jawa Barat dan Banten. Saat di Banten, Fin dan rekan-rekannya menemukan sebuah lokasi unik, yakni layaknya sebuah tempat produksi hiasan yang berbahan baku kayu.

"Akhirnya kami ngopi di situ ngobrol pas ngobrol dengan pemiliknya dia cerita ini sebenarnya gudang sampah dan banyak kayu-kayu gelondongan di situ yang dijadikan hiasan dengan potongan-potongan yang kurang jelas, terus kita tanya oh ini sampah, yang bukan sampah dikemanain? Oh itu dipotong-potong menjadi balok," tiru Fin menceritakan percakapan tersebut.

Dari kejadian tersebut, Fin bersama ketiga rekannya melihat sebuah peluang yang bisa memanfaatkan limbah kayu atau kayu tidak terpakai untuk digunakan sebagai kerajinan tangan atau bahan baku furnitur.

Fin mulai mendalami industri perkayuan, melihat, membaca, dan mempelajari berbagai hal tentang kayu, hingga belajar melalui video di jejaring video Youtube guna memperdalam ilmunya di bidang perkayuan hingga mencoba terjun langsung bagaimana bisnis proses industri perkayuan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com