JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu terungkap tindak kejahatan dengan metode skimming yang menimpa nasabah beberapa bank.
Kejahatan dengan metode skimming dilakukan dengan memasang perangkat skimmer pada mesin ATM untuk membaca data nasabah yang ada di dalam kartu debit.
Alhasil, pelaku pun dengan leluasa menggasak dana nasabah. Kejahatan dengan metode skimming tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara-negara lain, tanpa terkecuali negara maju.
Lalu, kapan perbankan Indonesia bisa terbebas dari kejahatan skimming? Direktur Risk Management & Compliance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Ahmad Siddik Badrudin memberikan pandangannya.
Baca juga : Bank Mandiri Cegah Kejahatan Skimming, Pasang Alat Khusus di ATM
"Fraud (kejahatan) skimming akan bisa dieliminasi 100 persen kalau semua bank di Indonesia mengganti kartu dengan cip," kata Siddik di Plaza Mandiri, Rabu (21/3/2018).
Tidak hanya kartu debit atau kredit yang mesti seluruhnya diubah dari pita magnetik (magnetic stripe), perubahan juga harus dilakukan pada mesin ATM dan electronic data capture (EDC).
Siddik menyebut, seluruh mesin ATM dan EDC harus diprogram untuk hanya bisa menerima kartu yang dilengkapi cip.
Menurut Siddik, berdasarkan kesepakatan terakhir dengan Bank Indonesia (BI), seluruh bank di Indonesia telah mengganti kartu debitnya menjadi kartu yang dilengkapi cip pada tahun 2021 mendatang.
Baca juga : Ketika Kejahatan Skimming Hantui Nasabah Bank...
Hingga saat itu tiba, imbuh Siddik, maka kejahatan skimming kemungkinan besar masih akan terus terjadi.
Hal yang bisa dilakukan oleh bank selain mempercepat migrasi kartu menjadi kartu dengan cip adalah melakukan serangkaian tindakan mitigasi risiko. Namun demikian, tidak berarti bahwa mitigasi risiko tersebut menjamin kejahatan skimming tak lagi terjadi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.