Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Elektrifikasi NTT dan Papua Ditargetkan jadi 90 Persen pada 2019

Kompas.com - 25/03/2018, 09:13 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KALABAHI, KOMPAS.com - Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, rasio elektrifikasi khusus untuk provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua hingga saat ini masih rendah.

Jonan menyebut, rasio elektrifikasi di dua provinsi itu, masih dibawah 90 persen. Padahal secara nasional rasio elektifikasi sudah mencapai 95,4 persen.

"Memang ada pertanyaan dari masyarakat, bagaimana supaya ratio elektrifikasi di NTT dan Papua bisa sejajar dengan provinsi lain di Indonesia," kata Menteri ESDM, Ignasius Jonan, dalam keterangan pers kepada wartawan, saat meresmikan pembangkit Listrik Energi Terbarukan dan sumur bor, di Desa Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, NTT,Sabtu (24/32018).

Menurut Menteri Ignasius Jonan, pada tahun 2018 layanan listrik dari PT PLN mencapai 54 persen untuk NTT, ditambah dengan non-PLN menggunakan dana APBN sebesar sembilan persen sehingga jumlahnya menjadi 63 persen.

Diharapkan pada tahun ini melalui penambahan pembangkit listrik energi terbarukan, jumlahnya bertambah menjadi 75 persen.

"Saya optimis nanti akhir tahun 2019, ratio elektrifikasi mencapai 90 persen untuk provinsi NTT dan Papua, mendekati ratio elektrifikasi secara nasional 95,4 persen,"kata Jonan.

PLN mulai membangun jaringan pembangkit listrik independen untuk provinsi NTT maupun Papua.

"Kami berupaya untuk memastikan layanan listrik yang berkeadilan sosial untuk seluruh warga masyarakat,"ucapnya.

Terkait tarif listrik, lanjut Jonan, hingga akhir tahun 2019 tidak akan ada perubahan atau tidak mengalami kenaikan tarif. Presiden mengatakan tidak ada perubahan tarif listrik untuk menjaga daya beli masyarakat dan masyarakat bisa menjangkau layanan listrik yang dibangun pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com