Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Start-Up Indonesia Lolos 16 Besar Kompetisi Wirausahawan Sosial di Singapura

Kompas.com - 25/03/2018, 19:05 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Sebanyak 16 tim berhasil melaju ke babak berikutnya dalam kompetisi Young Social Entrepreneurs (YSE) 2018 yang diselenggarakan oleh Singapore International Foundation (SIF).

Mereka mengungguli 31 tim lainnya yang juga ikut dalam presentasi bisnis di Urban Mangrove, Mountbatten, Singapura, Sabtu (24/3/2018).

Kompetisi YSE 2018 diikuti 47 tim dari 12 negara dan teritori. Mereka berlomba untuk mendapatkan bantuan dana sebesar 20.000 dollar Singapura untuk melanjutkan usaha bisnis sosialnya.

Direktur Eksekutif SIF Jean Tan mengapresiasi 47 tim tersebut yang telah berjuang dalam empat hari program berdiskusi dan membedah bisnis sosial mereka secara bersama-sama. "Kami juga mengapresiasi komitmen 98 orang yang ikut YSE 2018 untuk menjadi wirasusahawan sosial yang bertekad mengubah dunia," kata Jean dalam pidato penutupannya.

Baca juga : Jangan Remehkan Mimpi, Tips Dhamar Perbangkara untuk Calon Wirausahawan

Jean menambahkan, seluruh peserta YSE 2018 tidak perlu takut dan ragu untuk mengembangkan bisnis sosialnya. Sebab, ketika mereka telah bergabung dalam program YSE maka mereka akan mendapat dukungan dari jaringan internasional yang telah dibentuk selama program berlangsung.

Dari 16 tim tersebut, dua di antaranya merupakan tim dari Indonesia, yakni Elvish (Electronic vessel for Fishermen) dan Musimpanen. Elvish adalah sekelompok tim yang dibuat oleh mahasiswa lulusan Teknik Elektro ITB, sedangkan Musimpanen dibentuk oleh alumni IPB.

Elvish merupakan perusahaan sosial yang bergerak di sektor perikanan dan teknologi, sedangkan Musimpanen fokus pada sektor pertanian, lingkungan, dan energi.

Project Leader Elvish Azmi Roqi mengatakan, pilihannya untuk mendirikan Elvish datang dari rasa keprihatinannya terhadap kehidupan nelayan di Cidaun, Jawa Barat.

Baca juga: Ingin Jadi Wirausahawan Sukses? Ini Kiat Menggalang Modal Usaha

"Indonesia ini kan lautnya luas dan juga banyak nelayannya jadi kami kepikiran mau bantu nelayan itu. Terus kami pergi ke Cidaun dan ketemu nelayan, mereka curhat kalau semenjak subsidi solar dicabut mereka jadi makin susah buat melaut," ujar Azmi.

Atas dasar itu, Azmi bersama rekan-rekannya di Elvish ingin membantu para nelayan dengan membuat perahu bertenaga surya bagi mereka.

"Dengan mengubah motor diesel perahu menjadi motor listrik tenaga surya maka itu bisa menekan biaya operasional para nelayan hingga 90 persen. Ketika kami ceritakan soal ini ke para nelayan mereka langsung bilang tertarik," imbuhnya.

Saat ini, Elvish tengah fokus untuk menggalang dana agar proyeknya tersebut bisa direalisasikan dan segera membantu para nelayan.

"Kemarin sudah ketemu dengan Kemenristek Dikti dan Kementerian Kelautan Perikanan buat coba cari dana, tapi belum ada kabar sampai sekarang. Begitu sudah dapat dana minimal Rp 200 juta kami langsung buat produknya ini," sambung Azmi.

Kemudian, baik Elvish maupun Musimpanen masih harus berjuang melawan 14 tim lainnya dari Amerika Serikat, Vietnam, India, Kamboja, Malaysia, Butan, dan Singapura untuk bisa meraih pendanaan sebesar 20.000 dollar Singapura dari SIF.

YSE merupakan program tahunan SIF yang bertujuan memberikan jalan bagi para wirausahawan sosial muda untuk memulai atau mengembangkan ide-ide bisnis mereka dengan dibimbing mentor-mentor yang ahli dalam bidangnya.

"Program YSE ini berlangsung selama delapan bulan dan dibagi ke dalam empat tahapan. Lokakarya selama empat hari, kemudian skema pembimbingan, kunjungan studi ke luar negeri, klinik bisnis reguler, aktivitas jaringan alumni YSE, dan terakhir sesi presentasi final untuk mendapatkan pendanaan 20.000 dollar Singapura," jelas Head Good Business Programmes Division Martin Ng, di Kantor SIF, Singapura, Selasa (20/3/2018).

Sejak digelar pertama kali pada 2010 silam, YSE telah memiliki 870 orang alumni yang mewakili 27 negara dan teritori. Indonesia menyumbang 183 orang di antaranya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com