Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Profil Tiga Calon Deputi Gubernur BI

Kompas.com - 27/03/2018, 06:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Kemudian, Wiwiek melanjutkan pendidikan di Swinburne University, Melbourne, Australia. Ia meraih gelar Master of Business Administration pada tahun 1996.

Wiwiek melaksanakan tugas pertama di BI sebagai Staf Departemen Sumber Daya Manusia (1993-1996). Selanjutnya, pada tahun 1996 ia menjabat Asisten Peneliti Ekonomi Departemen Statistika Ekonomi & Moneter.

Pada 1996-2000, Wiwiek bekerja sebagai Peneliti Ekonomi Departemen Statistika Ekonomi & Moneter. Adapun pada 2000-2004, ia adalan Peneliti Ekonomi Departemen Riset Ekonomi & Kebijakan Moneter, dilanjutkan sebagai Peneliti Ekonomi Senior Departemen Riset Ekonomi & Kebijakan Moneter (2004-2005).

Jabatan lain yang pernah diembannya adalah Peneliti Eksekutif Departemen Riset Ekonomi & Kebijakan Moneter (2005), Peneliti Ekonomi Senior Departemen Riset Ekonomi & Kebijakan Moneter (2005-2008), serta Deputi Direktur Departemen Riset Ekonomi & Kebijakan Moneter (2008-2012).

Selain itu, Wiwiek juga pernah menjabat Kepala Biro Departemen Pengelolaan Moneter (2012) dan Kepala Grup Departemen Riset Ekonomi & Kebijakan Moneter (2012-2013). Pada tahun 2013-2016, ia menjabat Kepala Departemen Pengelolaan & Kepatuhan Laporan.

Tahun 2016, Wiwiek menjadi Kepala Perwakilan BI Sulawesi Selatan. Pada tahun 2017, ia dilantik sebagai Kepala Perwakilan BI Jawa Barat hingga kini.

3. Doddy Zulverdi

Konfrensi pers Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Doddy Zulverdi (kanan) saat konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (14/3/2018). KOMPAS.com/ PRAMDIA ARHANDO JULIANTO Konfrensi pers Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Doddy Zulverdi (kanan) saat konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Doddy lahir di Bandung, 10 September 1969. Ia menempih pendidikan sarjana di bidang Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran pada tahun 1991.

Kemudian, Doddy melanjutkan pendidikan di Columbia University Economics Policy Management AS dan meraih gelar Master pada tahun 1997.

Pada tahun 1993, Doddy melaksanakan tugas pertama di bank sentral sebagai Staf di Departemen Sumber Daya Manusia.

Beberapa jabatan lain yang pernah diemban Doddy adalah Asisten Peneliti Ekonomi Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (1998), Peneliti Ekonomi Junior Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (1998-2001), Analis Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2001-2002), serta Analis Senior Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2002-2003).

Doddy pun pernah menjabat sebagai Peneliti Ekonomi Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2003-2004), Peneliti Ekonomi Senior Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2004-2005), Deputi Kepala Bagian Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter dan Special Appointee IMF (2005-2006), Kepala Bagian Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2006), serta Peneliti Ekonomi Madya Senior Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2006-2010).

Selain itu, Doddy pun menjabat sebagai Kepala Biro Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2010-2012), Kepala Grup Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2012-2015), dan Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2015).

Pada tahun 2015, Doddy dilantik debagai Kepala Departemen Pengelolaan Moneter hingga saat ini.

Baca juga: Ini Cara Bank Indonesia Hadapi Penguatan Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com