Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Beda Pengelolaan Utang Pemerintahan Sekarang dengan Masa Orba

Kompas.com - 28/03/2018, 14:21 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) mengungkapkan perbedaan mendasar stategi pengelolaan utang pemerintah pada masa Orde Baru dulu dengan utang pemerintah saat ini.

Hal tersebut disampaikan untuk menjelaskan pihak yang khawatir akan terjadinya krisis ekonomi yang diawali dengan tingginya utang pemerintah, seperti masa Orde Baru yang lalu.

"Dulu ketika zaman Orde Baru, utang kita itu mayoritas di atas 95 persen dalam mata uang asing, dollar AS," kata Kepala BKF Suahasil Nazara saat diskusi panel peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia 2017 di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018).

Suahasil mengatakan, kala itu belum ada diversifikasi mata uang dalam utang pemerintah. Bahkan, instrumen seperti Surat Utang Negara (SUN) baru diadakan tahun 2004 silam, sehingga secara perlahan pemerintah mengupayakan utang tidak hanya dalam mata uang asing, terutama dollar AS, tapi juga dalam rupiah.

Baca juga: Hasil Utang untuk Infrastruktur Belum Tampak, Ini Kata Sri Mulyani

Mengenai pengelolaan utang saat ini, struktur komposisi mata uang jadi perhatian dan fokus pemerintah. Selain memperhatikan komposisi mata uangnya, Kemenkeu juga mengatur profile jatuh tempo utang agar tidak membebani negara.

"Berapa lama sih jatuh tempo secara rata-rata, itu diperhatikan dengan serius. Sekarang rata-rata 8 sampai 9 tahun," tutur Suahasil.

Selain itu, ada upaya lain yang dilakukan pemerintah dalam mengelola utang, yakni membina hubungan baik dengan para pemilik dana, baik yang di dalam maupun luar negeri. Dalam membina hubungan tersebut, kuncinya adalah dengan menjaga kepercayaan investor suapay tetap percaya dengan Indonesia.

"Menjaga confidence adalah dengan jaga konsistensi, koherensi, jaga fokus, sehingga kelihatan dari tahun ke tahun perekonomian track record-nya baik," ujar Suahasil.

Dengan upaya-upaya itu, dia yakin Indonesia akan terhindar dari krisis ekonomi dan bahkan bisa memperlihatkan ke negara berkembang lainnya bahwa ekonomi di Tanah Air berbeda alias lebih baik. Meski meyakini hal tersebut, Suahasil menyebut Kemenkeu terbuka dengan semua masukan dan kritik dari masyarakat yang menaruh perhatian pada keuangan negara.

Baca juga: Cerita Zimbabwe Gagal Bayar Utang ke China, hingga Izinkan Mata Uang jadi Yuan

Kompas TV Dalam aku facebook resiminya Menteri Keuangan ikut menyoroti beberapa pihak yang mempermasalahkan utang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com