Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politeknik Statistika Diresmikan, BPS Bakal Andalkan Big Data

Kompas.com - 28/03/2018, 14:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) meresmikan perubahan Sekolah Tinggi Ilmu Statistika (STIS) menjadi Politeknik Statistika. Perubahan tersebut dilakukan demi meningkatkan kompetensi dalam penyediaan tenaga ahli statistik di Tanah Air.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menceritakan bahwa sejarah pendirian STIS, yang awalnya bernama Akademi Ilmu Statistik (AIS), adalah karena kebutuhan tenaga ahli statistik di dalam negeri. Kala itu, pada 1958, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Perdana Menteri No 37/PM/1958 untuk mendirikan AIS.

“Saat itu hanya AIS lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan tenaga andal di bidang statistik. Lulusan AIS langsung diangkat menjadi PNS di BPS seluruh Indonesia

Pada perkembangan selanjutnya, kebutuhan tenaga statistik meningkat seiring dibukanya kantor-kantor BPS di kota dan kabupaten. Kemudian pada 1997, kembali keluarkan SK yang menetapkan perubahan AIS menjadi STIS.

Baca juga : BPS Optimistis Neraca Perdagangan Maret Akan Surplus

Dan berikutnya, menurut Kecuk, seiring terjadinya revolusi industri 4.0, maka kebutuhan tenaga statistik baru kembali meningkat. BPS tidak hanya dituntut untuk menyediakan data statistik dasar tetapi juga harus mampu menyediakan data statistik sektoral berkualitas yang diselenggarakan oleh kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah.

Apalagi bersamaan dengan revolusi industri 4.0, muncul juga berbagai hal baru yang perlu dikaji, beberapa di antaranya adalah big data, kecerdasan buatan serta ekonomi kreatif.

“Oleh sebab itu, sesuai dengan amanat UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, yang harus dapat bersaing dalam menghadapi globalisasi di segala bidang, maka pada 2018 ini Politeknik Statistika STIS resmi diluncurkan," jelas Kecuk.

Kurikulum big data

Kecuk juga mengatakan akan mulai mengkaji kurikulum baru bertema big data, yang akan dijadikan salah satu aspek andalan pendidikan tinggi statistik di masa yang akan datang.

Untuk saat ini, dia meminta agar seluruh tenaga pengajar statistik lebih giat mengembangkan kemampuannya. Menurut dia, para pengajar tersebut rata-rata merupakan generasi baby boomers serta X, sehingga memiliki gap pemahaman teknologi yang terpaut jauh dengan generasi milenial.

Big data akan jadi salah satu kurikulum andalan ke depan. Tapi tentu sebelumnya juga perlu ada pembenahan. Suka atau tidak suka, dosen STIS angkatan saya, gen baby boomers atau X. Kita semua digital imigrant, agak gaptek,” sebutnya.

“Saya minta agar dosen terus mengembangkan diri, bukan cuma pakai text book tapi akses ke UN, European Statistic. Kalau dosen tidak mengembangkan diri di era industri ke 4, akan terjadi komunikasi yg gagap,” tambah dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

OJK: TaniFund 'Angkat Tangan', Tak Mampu Atasi Gagal Bayar

OJK: TaniFund "Angkat Tangan", Tak Mampu Atasi Gagal Bayar

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Sri Mulyani Ditagih Utang Rp 179 Miliar oleh Jusuf Hamka | Kenapa Masyarakat Mudah Kena Tipu di Sektor Jasa Keuangan?

[POPULER MONEY] Respons Sri Mulyani Ditagih Utang Rp 179 Miliar oleh Jusuf Hamka | Kenapa Masyarakat Mudah Kena Tipu di Sektor Jasa Keuangan?

Whats New
Belum Berizin, Lahan Reklamasi di Batam Disegel Sementara

Belum Berizin, Lahan Reklamasi di Batam Disegel Sementara

Whats New
Segudang Pekerjaan Rumah CEO Baru Twitter Linda Yaccarino

Segudang Pekerjaan Rumah CEO Baru Twitter Linda Yaccarino

Whats New
Percepat Layanan Pelanggan, NINE Targetkan Buka 19 'Service Point' Tahun Ini

Percepat Layanan Pelanggan, NINE Targetkan Buka 19 "Service Point" Tahun Ini

Rilis
Catatkan Rugi Sepanjang 2022, Emiten Properti JSPT Absen Bagi Dividen

Catatkan Rugi Sepanjang 2022, Emiten Properti JSPT Absen Bagi Dividen

Whats New
Sepanjang 2022, Pertamina Patra Niaga Catatkan Laba Bersih Rp 2,89 Triliun

Sepanjang 2022, Pertamina Patra Niaga Catatkan Laba Bersih Rp 2,89 Triliun

Whats New
Luhut Ungkap Sakit Hati kepada Haris Azhar dan Fatia

Luhut Ungkap Sakit Hati kepada Haris Azhar dan Fatia

Whats New
Tekan Kredit Macet, BRI Gencar Jual Aset-aset Bermasalah

Tekan Kredit Macet, BRI Gencar Jual Aset-aset Bermasalah

Whats New
Hampir Full Digital, Transaksi Konvensional di BRI Tinggal 1,1 Persen

Hampir Full Digital, Transaksi Konvensional di BRI Tinggal 1,1 Persen

Whats New
Menaker Ida Dampingi Presiden Jokowi Kunker ke Malaysia, Bahas Pelindungan PMI

Menaker Ida Dampingi Presiden Jokowi Kunker ke Malaysia, Bahas Pelindungan PMI

Whats New
Hadirkan Beragam Pilihan Hiburan, Begini Cara Langganan OTT di IndiHome

Hadirkan Beragam Pilihan Hiburan, Begini Cara Langganan OTT di IndiHome

Whats New
Lowongan Kerja BUMN PT PP untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN PT PP untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beli Solar di Jakarta, Banten, dan Jabar Wajib Pakai QR Code MyPertamina

Beli Solar di Jakarta, Banten, dan Jabar Wajib Pakai QR Code MyPertamina

Whats New
Kemenkeu Sebut Himbara Kerap 'Monopoli' Setoran PNBP Kementerian/Lembaga

Kemenkeu Sebut Himbara Kerap 'Monopoli' Setoran PNBP Kementerian/Lembaga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com