Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMN Telekomunikasi PT Inti Incar Kontrak Baru Rp 2,8 Triliun

Kompas.com - 29/03/2018, 11:24 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Salah satu BUMN bidang telekomunikasi, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT Inti), menargetkan mendapatkan kontrak baru hingga Rp 2,8 triliun tahun ini serta pendapatan hingga Rp 2 triliun tahun ini.

Direktur PT Inti Darman Mappangara mengatakan, capaian tersebut akan didapat dari peningkatan penjualan produk unggulan PT Inti ke BUMN lain, serta dari implementasi proyek cyber security sebagai kelanjutan proyek internet Kemenkominfo pada 2017.

Pada kuartal I 2018, PT Inti mencatatkan perolehan sejumlah kontrak baru yang bersifat jangka pendek atau sekitar enam sampai sembilan bulan.

"Rincian kontrak baru tersebut di antaranya dari PT Telkom untuk pekerjaan migrasi dengan nilai kontrak Rp 60 miliar," kata dia seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Baca juga : 2018, PT Inti Gandeng Sejumlah Perusahaan ke Bandung

Kemudian, kontrak dari Airnav untuk pengerjaan tujuh lokasi nir-radar automatic dependent suveillance-broadcast (ADS-B) senilai Rp 20 miliar.

Selanjutnya, PT Inti juga memperoleh kontrak dari Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) di sekitar 32 lokasi untuk menara power senilai Rp 30 miliar.

Serta kontrak dari PT Rumah Teknologi untuk pesanan remote VSAT 25.000 unit senilai Rp 150 miliar.

Selain mengincar proyek baru lainnya, PT Inti tengah menyelesaikan renovasi fasilitas produksi di Bandung, Jawa Barat. Jika tidak ada aral melintang, fasilitas produksi yang berupa pabrik tersebut ditargetkan selesai tahun ini.

Baca juga : Ditantang Menteri Rini, PT Inti Akhirnya Keluar dari Rapor Merah

Perusahaan ini juga mulai merencanakan ekspansi ke pasar Asia Tenggara untuk produk energi. "Tapi perlu tahapan, mungkin di 2019 baru terwujud," ungkap Darman.

Sebelumnya, PT Inti sudah empat tahun bergelut dengan kinerja negatif. Pada 2017 BUMN ini akhirnya keluar dari rapor merah.

Pada 2016 nilai kontrak perusahaan BUMN ini Rp 700 miliar. Namun tahun 2017 naik menjadi Rp 2 triliun.

Begitupun dengan sales, dari Rp 80 miliar di 2016 naik menjadi Rp 1,5 triliun di tahun 2017.

Pendapatan terbesar bersumber dari tiga unit bisnis PT Inti. Kontribusi terbesar sekitar 60-70 persen disumbang dari sektor pertahanan dan bisnis digital. Lalu diikuti broadband kemudian unit energi. (Klaudia Molasiarani )

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Industri Telekomunikasi Indonesia mengincar kontrak baru Rp 2,8 triliun pada Kamis (29/3/2018)

Kompas TV Kementerian Komunikasi dan Informatika mewajibkan pengguna sim card prabayar untuk melakukan registrasi nomor pelanggan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com