Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis Menilai Belum Tentu Go-Jek Mau Membeli Saham Taksi Express

Kompas.com - 29/03/2018, 14:48 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com - Maraknya kabar bahwa perusahaan aplikasi transportasi Go-Jek akan mengakuisisi saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) membuat harga saham perusahaan taksi ini naik signifikan ke level Rp 220 per saham pada 19 Maret 2018 dan menjadi rekor tertinggi selama setahun.

Walaupun kabar tersebut sudah dibantah oleh manajemen TAXI, namun sentimen tersebut masih membuat saham TAXI mengalami kenaikan pada sesi I perdagangan saham hari ini, Kamis (29/3/2018).

Padahal, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebutkan TAXI baru saja gagal membayar bunga ke-15 Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014. TAXI semestinya membayarkan bunga kepada pemegang Obligasi I/2014 pada 26 Maret lalu.

Baca juga : Gagal Bayar Bunga Utang, Saham Taksi Express Terpantau Naik

Berdasarkan pantauan pasar, hingga penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 12.00 WIB, saham TAXI malah melonjak naik 13,33 persen atau naik 18 poin ke level Rp 153 per saham, dari posisi sebelumnya di level Rp 137 per saham.

Sementara pada pembukaan sesi II perdagangan saham hari ini pukul 14.24 WIB, saham TAXI berada di posisi Rp 154 per saham atau naik 14,07 persen dari posisi pembukaan di Rp 137 per saham.

"Walau terlihat naik, namun secara weekly sebenarnya saham TAXI ini turun, terutama setelah puncaknya saat rumor akuisisi berlanjut. Pada 23 Maret 2018 saham TAXI ditutup di level 218, sementara per 28 Maret 2018 saham TAXI ditutup di level 167," kata M Nafan Aji, analis Binaartha Sekuritas kepada Kompas.com, Kamis (29/3/2018).

Menurut Nafan Aji, hadirnya bisnis aplikasi transportasi seperti Go-Jek memang membuat bisnis transportasi konvensional seperti taksi mengalami degradasi dari sisi kinerja dan fundamental. Dia menyorot Debt to Equity Ratio (DER) TAXI yang mencapai 324 persen yang mana sudah sangat tinggi.

Baca juga : Gagal Bayar Bunga Utang, Taksi Express di Ujung Tanduk

"Perusahaan ini (TAXI) mengalami net loss hingga valuasinya minus 1,14 kali. Kalau kami pikir mana mau perusahaan transportasi online, Go-Jek atau lainnya mau akuisisi sebab mereka harus keluarkan biaya banyak untuk tutup utang dan remajakan armada," tambah dia.

Nafan Aji mengatakan, harga saham TAXi mungkin saja meningkat jika ada sentimen positif baru. Namun yang baru saja beredar, yakni pengumuman Pefindo, merupakan sentimen negatif bagi perusahaan taksi tersebut.

"Terkait pengumuman Pefindo, jika gagal bayar bisa saja dari sisi kinerja akan rugi. mungkin saja investor akan wait and see menunggu ada sentimen positif lagi," lanjutnya.

Salah satu katalis positif bagi perusahaan taksi konvensional adalah aturan pemerintah mengenai taksi online yang mengatur persaingan yang wajar dengan taksi konvensional.

Namun, katalis positif penting lain yakni bagaimana upaya dan usaha manajemen perusahaan taksi untuk menghadapi persaingan yang ketat dengan perusahaan aplikasi transportasi online.

Baca juga : Go-Jek Dikabarkan Pilih Skema Backdoor Listing Ketimbang IPO untuk Melantai di Bursa

Sebelumnya, kabar yang sampai KONTAN menyebut bahwa Go-Jek akan memilih jalan memutar, yakni dengan mengakuisisi perusahaan yang sudah terdaftar di bursa saham.

Dengan kata lain, Go-Jek akan melakukan aksi backdoor listing. Lewat cara tersebut, Go-Jek secara tidak langsung akan melantai di bursa tanpa harus menggelar IPO.

Lewat cara tersebut, Go-Jek secara tidak langsung akan melantai di bursa tanpa harus menggelar IPO.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com