Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Standard Chartered Tanggapi Tren Penurunan Bisnis Kartu Kredit

Kompas.com - 02/04/2018, 18:41 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sebelumnya merilis data perbankan nasional hingga awal februari 2018. Dari data tersebut, terlihat adanya penurunan bisnis kartu kredit. Penurunan ini merupakan yang pertama kalinya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Benarkan bisnis kartu kredit menurun? Bagaimana tanggapan Chief Excecutive Officer (CEO) PT Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro terhadap paparan BI tersebut? 

Kepada awak media, Rino mengatakan jika saat ini bisnis kartu kredit terutama dari segi transaksi di Standard Chartered cenderung stabil.

"Dari sisi transaksi di Standard Chartered itu stabil, jadi tidak mengalami peningkatan pesat, tetapi juga tidak mengalami penurunan, cenderung stabil tahun lalu kalau dibandingkan tahun sebelumnya," jelas Rino di Jakarta, Senin (2/4/2018).

Sayangnya, dia tidak menyebutkan berapa total pengguna kartu kredit Standard Chartered di Indonesia saat ini serta target pertumbuhan bisnis kartu kredit di tahun ini. 

Baca juga : Setelah 10 Tahun, Bisnis Kartu Kredit Alami Penurunan

Kemudian, terkait data BI yang menyebutkan adanya penurunan jumlah kartu kredit sebanyak satu juta kartu, Rino mengatakan dirinya enggan berspekulasi.

Menurut dia, turunnya jumlah pengguna kartu kredit secara total di indonesia bisa saja terjadi akibat banyak faktor, bukan hanya karena faktor industrinya.

"Bank penerbit kartu kredit ini kan ada 23 atau 27 kalau enggak salah dan itu kalau salah satunya berubah strategi seperti menaikkan segmen maka akan mengubah angkanya kan. Jadi perlu ditelaah lagi dan enggak terpengaruh karena industrinya menurun atau meningkat," pungkas Rino.

Baca juga : Penggunaan Kartu Kredit untuk Travel Meningkat

Seperti diberitakan sebelumnya, Data BI menunjukkan sejak 2009 sampai 2017, jumlah dan transaksi nominal terus mengalami kenaikan. Namun, pengecualian terjadi pada awal tahun ini.

Jumlah transaksi dan nominal transaksi kartu kredit pada Februari 2018 dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy) mengalami penurunan.

Baca juga : 4 Bank Ini Optimistis Bisnis Kartu Kredit Semakin Cerah pada 2018

Untuk jumlah transaksi kartu kredit, misalnya, mengalami penurunan 1,2 persen yoy menjadi 25,1 juta transaksi.

Sedangkan untuk nominal transaksi juga turun 2,4 persen yoy menjadi Rp 21,6 triliun. Padahal pada periode sama 2017 jumlah dan nominal transaksi masih naik masing-masing 5,1 persen yoy dan 0,6 persen yoy.

Selain penurunan transaksi kartu kredit, BI juga mencatat penurunan jumlah kartu kredit sebesar 1 juta kartu pada Mei 2017 lalu.

Kompas TV Perbankan mengakui, ada beban biaya yang harus ditanggulangi untuk pembuatan kartu berlogo GPN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com