Dikutip dari AFP, kebijakan tersebut merupakan kebijakan balasan setelah sebelumnya AS mengenakan tarif impor produk baja dan aluminium dari China yang menyulut perang dagang. Adapun kebijakan tarif impor diterbitkan Komisi Tarif Bea dan Cukai China setelah kedua negara selama berpekan-pekan saling menebar ancaman.
Presiden AS Donald Trump berkali-kali menyoroti besarnya surplus neraca perdagangan China atas AS. Oleh karena itu, selama masa kampanye pilpres, Trump berjanji memangkas defisit neraca perdagangan AS terhadap China.
Bulan lalu, China telah memperingatkan bahwa negara tersebut tengah mempertimbangkan pengenaan tarif impor dengan besaran 15-25 persen untuk beragam produk dari AS, termasuk wine, kacang-kacangan, dan skrap aluminium. Kementerian Keuangan China dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari kantor berita Xinhua, menyebut, tarif impor berlaku efektif hari ini.
Baca selengkapnya: Balas Kebijakan Trump, China Kenakan Tarif Impor 128 Produk dari AS
3. Tahun Ini Merger Bank Bakal Ramai
Tahun ini, sejumlah bank akan melakukan aksi korporasi merger dan akuisisi. Aksi korporasi ini melibatkan investor asing. Kepala Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Heru Kristiyana menyebutkan, beberapa bank yang sudah menyatakan akan menjual saham ke investor telah melakukan audiensi ke OJK.
Salah satunya yakni PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Seperti diberitakan, Bank of Tokyo Mitshubishi UFJ Ltd (MUFG) berencana mengakuisisi saham BDMN hingga totalnya sebanyak 73,8 persen.
Menurut Heru, OJK sudah membuka peluang bagi investor asal Jepang itu untuk melakukan aksi korporasi tersebut. Hanya saja, OJK memberi syarat, yakni MUFG terlebih dahulu melakukan merger anak usaha di Indonesia.
"Untuk saham (yang dimiliki asing) di atas 40 persen bisa saja, dengan syarat harus merger," ucap Heru, Kamis (29/3/2018).
Baca selengkapnya: Tahun Ini Merger Bank Bakal Ramai
4. China Bakal Beli Minyak Mentah dengan Mata Uang Yuan
Minyak adalah komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia dengan nilai perdagangan mencapai 14 triliun dollar AS. Angka tersebut setara dengan produk domestik bruto (PDB) China pada tahun 2017 lalu.
Dikutip dari CNBC, Senin (2/4/2018), seorang sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, sebuah program uji coba pembayaran impor minyak dengan yuan dapat diluncurkan pada paruh kedua tahun ini. Adapun regulator telah meminta sejumlah institusi keuangan untuk menyiapkan penghitungan harga impor minyak mentah dalam yuan.
"Sebagai pembeli terbesar minyak, adalah sebuah hal yang alami bagi China untuk mendorong penggunaan yuan untuk setelmen pembayaran. Ini juga akan memperbaiki likuiditas yuan di pasar global," ujar sumber tersebut.