Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini, OCBC NISP Fokus ke Nasabah Affluent dan Bagikan Saham Bonus

Kompas.com - 03/04/2018, 17:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bank OCBC NISP mengalami peningkatan laba bersih sebesar 22 persen sepanjang 2017 silam. Peningkatan itu membuat OCBC NISP meraup laba bersih sebesar Rp 2,2 triliun atau naik sekitar Rp 400 miliar dibandingkan 2016 yang mencapai Rp 1,8 triliun.

Selain itu, Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10 persen dari Rp 103,6 triliun pada akhir tahun 2016 menjadi Rp 113,4 triliun pada akhir 2017 membuat peningkatan pada aset Bank OCBC NISP sebesar 11 persen menjadi Rp 153,8 triliun dari Rp 138,2 triliun pada akhir 2016.

Tak hanya itu, pertumbuhan kredit atau gross OCBC NISP naik 14 persen yoy menjadi Rp 106,3 triliun setelah pada 2016 hanya menyentuh Rp 93,4 triliun.

Baca juga : Tahun 2017, Laba Bersih OCBC NISP Naik 22 Persen Jadi Rp 2,2 Triliun

“Pada 2018, fokus kami adalah meningkatkan akselarasi bisnis dengan berpusat pada inovasi produk dan layanan yang customer centric, digitalisasi sebagai enabler baik dalam otomasi proses maupun layanan kepada masyarakat serta menjaga kualitas kredit,” ujar Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di OCBC NISP Tower Jakarta, Selasa (3/4/2018).

Selain itu, Parwati menjelaskan bahwa fokus bisnis Bank OCBC NISP ke depannya akan berpusat pada nasabah affluent dan bisnis. Kemudian, perseroan juga mengusulkan untuk membagikan saham bonus dari kapitalisasi agio saham dengan rasio 1:1.

Dengan adanya usulan tersebut maka setiap pemegang satu lembar saham OCBC NISP akan memperoleh satu lembar saham bonus. Parwati berharap, pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham dapat meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemodal.

“Selain itu juga agar perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dapat semakin likuid dan saham Perseroan dapat semakin menarik untuk para pemodal,” sambung Parwati.

Kompas TV Sebelumnya, bank sentral menargetkan migrasi paling lambat tahun 2021, tapi target ini didorong untuk dipercepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com