JAKARTA, KOMPAS.com – Bank OCBC NISP mengalami peningkatan laba bersih sebesar 22 persen sepanjang 2017 silam. Peningkatan itu membuat OCBC NISP meraup laba bersih sebesar Rp 2,2 triliun atau naik sekitar Rp 400 miliar dibandingkan 2016 yang mencapai Rp 1,8 triliun.
Selain itu, Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10 persen dari Rp 103,6 triliun pada akhir tahun 2016 menjadi Rp 113,4 triliun pada akhir 2017 membuat peningkatan pada aset Bank OCBC NISP sebesar 11 persen menjadi Rp 153,8 triliun dari Rp 138,2 triliun pada akhir 2016.
Tak hanya itu, pertumbuhan kredit atau gross OCBC NISP naik 14 persen yoy menjadi Rp 106,3 triliun setelah pada 2016 hanya menyentuh Rp 93,4 triliun.
Baca juga : Tahun 2017, Laba Bersih OCBC NISP Naik 22 Persen Jadi Rp 2,2 Triliun
“Pada 2018, fokus kami adalah meningkatkan akselarasi bisnis dengan berpusat pada inovasi produk dan layanan yang customer centric, digitalisasi sebagai enabler baik dalam otomasi proses maupun layanan kepada masyarakat serta menjaga kualitas kredit,” ujar Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di OCBC NISP Tower Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Selain itu, Parwati menjelaskan bahwa fokus bisnis Bank OCBC NISP ke depannya akan berpusat pada nasabah affluent dan bisnis. Kemudian, perseroan juga mengusulkan untuk membagikan saham bonus dari kapitalisasi agio saham dengan rasio 1:1.
Dengan adanya usulan tersebut maka setiap pemegang satu lembar saham OCBC NISP akan memperoleh satu lembar saham bonus. Parwati berharap, pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham dapat meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemodal.
“Selain itu juga agar perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dapat semakin likuid dan saham Perseroan dapat semakin menarik untuk para pemodal,” sambung Parwati.