Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Patria Gintings, MA
Praktisi Komunikasi

Praktisi dan konsultan komunikasi dengan pengalaman lebih dari 10 tahun; Komisaris di LM Brand Strategist; Lulusan S2 Leeds University Business School program studi Advertising & Marketing.

Tantangan Evolusi Komunikasi dalam Ekonomi Berbagi

Kompas.com - 04/04/2018, 07:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ini sangat dipahami dan bisa dimaklumi, karena lumrah saja bila ada ketakutan dari sebuah perusahaan bahwa kinerja usaha atau penjualan produknya akan menurun ketika konsumen dan pemangku kepentingan memilki pandangan yang berbeda-beda terhadap perusahaan atau produk tersebut.

Namun, kita sekarang sudah hidup di era kebebasan berkomunikasi, yang itu diperkuat juga dengan adanya media sosial.

Terlebih lagi, prinsip ekonomi berbagi bukan kepemilikan saham dalam sebuah perusahaan patungan atau hubungan atasan bawahan, melainkan hubungan kemitraan saling berbagi aset. Artinya, tanggung jawab komunikasi tidak bisa dianggap sebagai tugas satu entitas saja, tetapi harus dibagi antara mitra dalam sebuah jaringan ekonomi berbagi.

Perlu diingat bahwa melepas sebuah kendali dalam komunikasi bukan berarti membiarkan komunikasi menjadi liar. Hanya saja dalam ekonomi berbagi bentuknya bukan lagi dalam bentuk perintah dari satu sumber utama untuk mengendalikan komunikasi.

Yang dibutuhkan adalah komunikasi yang inspiratif dari salah satu mitra, yang dapat membuat mitra lain bersemangat dan secara aktif menggunakan pesan dan gaya komunikasi yang sama atau serupa.

Contoh nyata komunikasi inspiratif dapat dilihat di praktik komunikasi politik, terutama pada masa kampanye. Dalam kampanye politik, tidak mungkin sebuah tim sukses resmi mengendalikan cara berkomunikasi setiap pendukung atau kelompok pendukungnya.

Tidak mungkin juga sebuah tim sukses hanya mengandalkan sumber dayanya sendiri dalam sebuah kampanye, melainkan mereka harus melibatkan dan mengajak para pendukung untuk mendorong komunikasi yang lebih masif. 

Yang dilakukan tim sukses adalah memunculkan sebuah tema dan beberapa bentuk komunikasi, yang diharapkan dapat menginspirasi pendukungnya untuk melakukan hal yang sama. Jadi, sebenarnya contoh nyata komunikasi inspiratif untuk "berbagi komunikasi" sudah ada, tinggal diadaptasi untuk dunia usaha.

Tips "berbagi komunikasi"

Untuk dapat melakukan sebuah komunikasi yang inspiratif, tidak perlu sebuah metode atau pemikiran yang rumit. Mulailah dengan menemukan sebuah tema atau pesan komunikasi yang bisa menarik dukungan dari semua mitra. 

Artinya, tema komunikasi tersebut harus bisa merangkum sebuah kesamaan yang dimiliki oleh para mitra dalam sebuah jaringan ekonomi berbagi. 

Temanya juga tidak perlu sesuatu yang rumit. Tema sesederhana "mendapat penghidupan yang lebih baik" atau "mendukung produk asli Indonesia" bisa efektif ketika diterapkan. 

Semakin sederhana temanya maka semakin mudah tema itu dimengerti oleh para mitra yang lain dan memperbesar kemungkinan untuk menarik dukungan mereka.

Penentuan tema belum tentu akan didapatkan dengan sekali percobaan. Jadi, pelaku "berbagi komunikasi" harus berani mencoba sesuatu yang baru sampai mendapatkan sebuah tema yang benar-benar dapat menarik dukungan dari semua mitra di jaringannya.

Selain tema, perlu juga dimunculkan berbagai materi dan bentuk komunikasi yang dapat menginspirasi para mitra lain untuk melakukan hal yang sama.

Sekali lagi, ini adalah sebuah proses yang perlu terus-menerus dilakukan, bahkan seperti tidak ada akhirnya. Sebab, akan terus dibutuhkan materi dan bentuk komunikasi yang baru.

Tidak kalah penting, harus ada diskusi terus-menerus antar-mitra untuk mengelola praktik "berbagi komunikasi". Bentuknya bisa diskusi rutin atau insidentil, formal atau informal, tatap muka atau melalui media digital.

Diskusi antar-mitra menjadi penting karena sebelum membangun kepercayaan dari para konsumen serta pemangku kepentingan maka sebuah jaringan ekonomi berbagi harus membangun kepercayaan di antara dirinya sendiri.

Praktik "berbagi komunikasi" mungkin tidak akan langsung menjadi cara mainstream berkomunikasi dunia usaha. Akan tetapi, dengan pengembangan ekonomi berbagi yang terus bergerak cepat maka tidak akan bisa dihindari kebutuhan dan tuntutan supaya praktik komunikasi turut berevolusi.

Bagaimanapun, perubahan adalah niscaya, termasuk bagi praktik komunikasi untuk lagi-lagi berevolusi sesuai zaman dan tantangan yang dihadapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com