Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL Mania: Demi Kereta Bandara, Pemerintah Korbankan Ribuan Penumpang Kereta Komuter

Kompas.com - 04/04/2018, 13:18 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membludaknya penumpang kereta komuter di Stasiun Duri yang viral selama sepekan terakhir turut mengundang komentar Komunitas KRL Mania.

Kepadatan penumpang di Stasiun Duri itu terjadi lantaran adanya perubahan perjalanan kereta Bandara Soekarno-Hatta selama 30 menit sekali dengan menggunakan dua jalur di Peron 4 dan 5.

Padahal sebelumnya, kereta bandara hanya menggunakan jalur 5. Hal itu semakin diperparah dengan pengurangan perjalanan KRL lintas Duri-Tangerang dan sebaliknya yang tadinya 90 menjadi 80 perjalanan dengan kedatangan kereta tiap 30 menit sekali.

"Dari dulu sebetulnya kami sudah menduga bakal begini karena memang kereta bandara ini agak dipaksakan ya dengan memakai jalur eksisting. Harusnya itu pakai jalur baru," kata Koordinator Komunitas KRL Mania Nurcahyo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/4/2018).

Baca juga : Dikeluhkan Sistem Dua Peron di Stasiun Duri untuk Rute Duri-Tangerang

Nurcahyo menilai, kebijakan pemerintah tersebut seolah lebih mengedepankan kepentingan kereta bandara ketimbang kereta komuter yang telah lebih dulu ada menggunakan jalur eksisting.

Hal itu kemudian dipandang tak adil oleh Nurcahyo mengingat jumlah penumpang kereta bandara tak sebanding dengan penumpang kereta komuter.

"Ini terlalu dipaksakan, penumpangnya juga kan enggak banyak, tetapi malah mengorbankan ribuan penumpang yang tiap hari naik komuter," jelas dia.

Tanggungjawab Kemenhub

Kendati demikian, Nurcahyo enggan menyalahkan PT KCI ataupun PT KAI. Menurutnya, yang perlu bertanggung jawab dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Baca juga : Muncul Petisi Online Minta Jadwal Stasiun Duri-Tangerang Dikembalikan

Pasalnya, baik PT KCI selaku operator kereta komuter hanya menjalankan perintah dari atasannya, yakni Kemenhub, Nurcahyo yakin bahwa PT KCI pada dasarnya ingin menambah perjalanan kereta komuter sebanyak-banyaknya, tetapi terbentur aturan dari pemerintah.

"Harusnya mereka sesuaikan jalur yang ada dan jangan malah mengorbankan komuternya, jalur regulernya. Harusnya yang mengalah ini kan kereta bandaranya, tetapi sekarang yang terjadi malah sebaliknya, memaksakan kereta bandara ini pakai jalur eksisting," kata dia dia.

Kompas TV Sejauh ini belum diketahui penyebab robohnya pintu gerbang jalur kereta Bandara Soekarno-Hatta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com