Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aprindo Sebut Anjloknya Laba Alfamart Gambaran Umum Peritel di Indonesia

Kompas.com - 04/04/2018, 23:14 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menilai anjloknya laba Alfamart pada 2017 merupakan gambaran umum bisnis toko retail saat ini. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) selaku pemegang jaringan ritel Alfamart mencatat penurunan kinerja sepanjang 2017,  dengan labanya turun 50 persen dari tahun 2016.

"Kalau profit kami berkurang, ya begitulah kekuatan belanja masyarakat. Bahasa sederhananya begitu. Apa yang dialami oleh retailer memang mengalami penurunan permintaan," kata Tutum saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (4/4/2018).

Tutum mengungkapkan, apa yang dijual oleh Alfamart merupakan barang kebutuhan sehari-hari yang biasa dibeli oleh berbagai kalangan masyarakat. Sehingga, bisa dilihat apa yang sebenarnya terjadi ketika laba Alfamart anjlok hingga 50 persen.

Dia juga menuturkan, sudah sejak lama mengutarakan kekhawatiran akan hal ini, di mana bisnis toko retail akan mengalami masa-masa sulit. Namun, ketika hal itu disampaikan dulu, banyak pro dan kontra hingga kemudian berujung pada fakta yang dialami oleh Alfamart.

Baca juga: Laba Anjlok 50 Persen, Ini Kata Bos Alfamart

"Kami sudah memberikan fakta, bahwa ini bukan iseng. Alfamart, sebuah perusahaan go public, sudah merilis itu. Ini sudah ada faktanya, sekarang lebih baik ngomong buat ke depannya," tutur Tutum.

Tutum berharap, pemerintah bisa menjaga kondisi secara keseluruhan agar kondisi seperti yang dialami Alfamart bisa diredam. Terlebih, menurut pihak Alfamart, apa yang dialami mereka turut dirasakan oleh pelaku usaha retail yang lain.

CEO Alfamart Hans Prawira pada Selasa (3/4/2018) menyebutkan, profit mereka pada 2017 tercapai Rp 300 miliar, di mana tahun 2016 masih menyentuh angka Rp 600 miliar. Perusahaan juga mencatat kenaikan pendapatan atas penjualan atau omzet sebesar Rp 61,4 triliun pada 2017, meningkat dari tahun 2016 sebesar Rp 56,1 triliun.

Namun, peningkatan omzet itu tidak diimbangi dengan penurunan beban pokok penjualan. Komponen tersebut justru jadi Rp 49,6 triliun pada 2017, naik dari tahun 2016 yang sebesar Rp 45,23 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com