3. Saat Ada Pelelangan
Tidak perlu kaget ketika melihat orang berbondong-bondong untuk mengikuti pelelangan karena hal ini merupakan cara yang paling efektif untuk mendapatkan rumah idaman.
Kenapa? Sebab harga rumah yang masuk pelelangan jauh lebih murah dibandingkan harga rumah yang tidak dilelang.
Selisih harganya bisa mencapai belasan, bahkan puluhan juta rupiah. Tidak hanya itu, rumah yang dilelang juga biasanya sangat bagus, baik dari segi model, desain interior, maupun eksteriornya.
4. Saat Suku Bunga Pinjaman Rendah
Besarnya suku bunga pinjaman sangat fluktuatif dan tidak dapat diprediksi dengan pasti. Hal ini dikarenakan suku bunga bergantung pada kondisi ekonomi di suatu negara.
Apabila kondisi ekonomi sedang anjlok, suku bunga pasar pun lebih tinggi dari biasanya. Begitu juga sebaliknya.
Suku bunga akan memengaruhi besarnya cicilan bunga yang kita bayarkan saat mengajukan pinjaman ke bank. Ketika suku bunga rendah, jangan ragu untuk mengajukan pinjaman karena kondisi ini akan membuat kita bisa berhemat untuk mendapatkan rumah idaman.
5. Saat Tidak Terlilit Utang
Menilik kondisi keuangan sangat penting sebelum membeli rumah. Ketika kondisi keuangan kita sedang terpuruk dalam arti banyak tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi, tundalah keinginan untuk beli rumah. Hal yang sama juga diterapkan pada saat kita sedang terlilit utang.
Membeli rumah saat masih berhutang sebenarnya sah-sah saja kalau kita mampu membayar cicilan rumah tersebut.
Namun, kondisi ini tentu memberatkan kita sebagai kreditur. Lebih baik beli rumah saat kondisi ekonomi sudah longgar supaya proses pembayaran cicilan juga lebih lancar di kemudian hari.
6. Status “Lajang” atau “Menikah”
Kebanyakan orang ragu untuk membeli rumah di usia muda karena menganggap dirinya masih terlalu dini untuk memikirkan masa depan.
Padahal, usia muda menjadi momen yang paling pas untuk berinvestasi, terutama di bidang properti. Mengingat laju harga pertumbuhan properti yang terus bergerak ke arah positif.