Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Visa, Salah Satu Perusahaan "Fintech" Tertua di Dunia

Kompas.com - 09/04/2018, 18:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology) kini berkembang dengan pesat, tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Dengan kemajuan teknologi, maka layanan dan transaksi keuangan bisa dilakukan dengan mudah, cepat, dan efisien.

Banyak yang berpandangan bahwa fintech dikembangkan oleh perusahaan rintisan (startup). Akan tetapi, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Fintech bisa saja dihadirkan oleh perbankan, perusahaan telekomunikasi, institusi keuangan lainnya, hingga perusahaan teknologi. Siapa sangka, salah satu perusahaan fintech tertua yang ada di dunia ini adalah Visa, nama yang tidak asing bagi banyak orang?

"Visa itu sebenarnya adalah perusahaan teknologi. Salah satu fintech tertua di dunia sebenarnya," kata Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman dalam perbincangannya dengan Kompas.com, pekan lalu.

Riko mengungkapkan, Visa merupakan perusahaan teknologi, yang menghubungkan bank dan nonbank, lembaga keuangan dan lembaga nonkeuangan, hingga merchant (pedagang) dengan konsumen. Dengan teknologi yang dikembangkan Visa, maka terjadilah transaksi pembayaran secara elektrronik.

Menurut Riko, saat ini Visa sudah menjalin kerja sama dengan 16.100 institusi keuangan di seluruh dunia. Tidak hanya itu, Visa pun telah bekerja sama dengan 46 juta lokasi merchant di seluruh dunia.

Visa pun menghadirkan solusi pembayaran dengan kartu, yang saat ini telah mencapai 3,2 miliar kartu yang beredar. Visa, imbuh Riko, telah hadir di sekira 200 negara.

"Di Visa tujuan kami cuma satu, menjadi cara terbaik untuk membayar dan dibayar oleh siapapun dan di manapun," ungkap Riko.

Visa berdiri pada tahun 1958 atau 60 tahun silam di Fresno, California, AS sebagai perusahaan multinasional yang bergerak di bidang keuangan. Visa memiliki kantor pusat di Foster City, California, AS.

Visa merupakan perusahaan penyedia layanan pembayaran dengan kartu (debit dan kredit) terbesar kedua di dunia. Posisi Visa sebagai yang pertama disalip oleh China UnionPay pada tahun 2015 silam berdasarkan nilai transaksi dan jumlah kartu yang diterbitkan.

Kompas TV Tekfin juga membela diri bahwa bunga yang di-tawarkan cukup bersaing dengan industri perbankan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com