Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Farmasi Nasional Mengalami Perlambatan Pertumbuhan Bisnis

Kompas.com - 09/04/2018, 21:40 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi) mengungkapkan, pertumbuhan industri farmasi nasional mengalami perlambatan. 

“Jika empat tahun tahun lalu pertumbuhan dunia farmasi berkisar 15-20 persen, tiga tahun yang lalu sudah turun mungkin di bawah 15 persen,” ujar Kepala Komite Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi) Vincent Harijanto ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (09/04/2018).

Vincent menambahkan, pertumbuhan industri farmasi di Indonesia dalam dua tahun belakangan bahkan tidak mencapai 5 persen.

Vincent menyebut hal itu sebagai bagian dari dampak implementasi BPJS Kesehatan. Secara kuantitas, konsumsi obat memang meningkat, tetapi secara penjualan mengalami penurunan. Hal ini karena pemerintah melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) telah memasang harga serendah-rendahnya untuk obat-obatan yang dimasukkan dalam e-katalog.

Lebih lanjut, dirinya menyatakan bahwa lebih dari 900 item yang terdapat dalam e-katalog, 300 diantaranya tidak bisa ditawarkan karena harga terlalu rendah.

GP Farmasi menilai ada pemahaman yang salah mengenai obat, yang selama ini hanya diangggap sebagai bagian dari kebijakan. Padahal, obat juga merupakan produk industri yang membutuhkan biaya produksi seperti untuk pengadaan baku, serta kemasan yang sering kali tidak diperhitungkan oleh LKPP.

Sementara itu dari data yang dirangkum Kompas.com, sejumlah perusahaan farmasi nasional memang menghadapi perlambatan pertumbuhan bisnis.

Seperti pada PT Kalbe Farma Tbk, perusahaan ini mengalami perlambatan pertumbuhan bisnis dari periode tahun 2015-2016 mencapai 14,7 persen, sementara pada tahun 2016-2017 pertumbuhan penjualan perusahaan hanya sekitar 4,5 persen.

PT Kimia Farma, Tbk pun mengalami kondisi serupa. Periode 2015-2016 pertumbuhan pendapatan mencapai 21,36 persen, dan pada tahun berikutnya, pertumbuhan menjadi 17,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com