Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Menteri Susi Kecewa Berat hingga Premium Langka

Kompas.com - 10/04/2018, 07:08 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan lalu, Kejari Batam melelang dua kapal asing pencuri ikan yakni Seroja asal Vietnam dan PKFB 1089 asal Malaysia.

Dalam lelang, limit harga kapal PKFB 1089 dipatok Rp 170 juta dan Seroja Rp 232,8 juta. Setelah lelang, kapal Seroja laku dengan harga Rp 233,8 juta dan kapal PKBF 1089 dilepas Rp 173.899.000.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pun mengaku kecewa berat dengan lelang atas kapal asing pencuri ikan, yang dibanderol dengan harga murah itu

Sementara pejabat di KKP mengungkapkan harga kapal seharusnya bisa mencapai Rp 1 miliar.

Kekecewaan Susi tersebut menjadi salah satu berita populer pada Senin (9/4/2018) kemarin.

Berita lain yang menarik perhatian pembaca adalah mengenai kebijakan Pemerintah untuk mewajibkan Pertamina memasok bahan bakar minyak jenis Premium di seluruh Indonesia. (Baca: Wamen ESDM: Kelangkaan Premium dari Sabang Sampai Merauke)

Hal itu sebagai respons terhadap kelangkaan Premium yang terjadi di berbagai daerah.

Berikut 5 berita populer ekonomi yang bisa Anda nikmati kembali:

1. Kapal Pencuri Ikan Dilelang Murah di Batam, Menteri Susi Kecewa Berat

Menteri kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan kekecewaannya sehubungan dengan lelang atas kapal asing pencuri ikan, yang dibanderol dengan harga murah.

Pekan lalu, Kejari Batam melelang dua kapal asing pencuri ikan yakni Seroja asal Vietnam dan PKFB 1089 asal Malaysia.

Dalam lelang, limit harga kapal PKFB 1089 dipatok Rp 170 juta dan Seroja Rp 232,8 juta. Setelah lelang, kapal Seroja laku dengan harga Rp 233,8 juta dan kapal PKBF 1089 dilepas Rp 173.899.000.

Atas penjualan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara tidak langsung menyatakan ketidakpuasannya. Seorang pejabat di kementerian tersebut bahkan mengungkapkan harga kapal seharusnya bisa mencapai Rp 1 miliar.

Baca selengkapnya: Kapal Pencuri Ikan Dilelang Murah di Batam, Menteri Susi Kecewa Berat

2. Kisah David Wijaya, "Cum Laude" IT yang Banting Setir ke Bisnis Corat-coret

Momen menjelang lulus kuliah jadi pertaruhan tersendiri bagi David Wijaya (27), pria kelahiran Medan yang juga pemilik bisnis suvenir handmade DWSkellington. Bagaimana tidak, di usianya yang masih muda, David dihadapkan pada pilihan krusial, meneruskan karier di bidang IT (Informasi dan Teknologi) atau ambil resiko menjalankan bisnis barunya saat itu.

"Saya dapat cum laude dan sudah ditawari pekerjaan sebelum menyelesaikan kuliah," kata David saat berbincang dengan Kompas.com di tengah acara Makerfest 2018 di Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (7/4/2018).

Lulusan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Mikroskil ini bahkan dijanjikan oleh perusahaan yang akan merekrutnya bekerja untuk dibiayai menempuh pendidikan Strata-2.

David dibebaskan untuk memilih di mana pendidikan S2 akan ditempuh jika menerima tawaran tersebut, baik di dalam maupun di luar negeri. Ketika masih dilanda kebingungan menentukan pilihan, David ingat akan hobinya menggambar. Sejak lulus SMA dan tahun pertamanya di bangku pendidikan tinggi, David mulai iseng-isengnya membuat hobi menggambarnya jadi bisnis.

Baca selengkapnya: Kisah David Wijaya, Cum Laude IT yang Banting Setir ke Bisnis Corat-coret

3. Premium Langka, Presiden Akan Revisi Perpres 191 Tahun 2014

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merevisi Peraturan Presiden ( Perpres) 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

Dengan bakal direvisinya perpres tersebut, Pertamina selaku penyedia bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium bakal mendapat tugas baru dengan memasok Premium ke seluruh wilayah Indonesia.

"Terkait revisi Perpres 191 ini di mana nantinya untuk Premium juga akan dilakukan penugasan (Pertamina) di wilayah Jamali (Jawa, Madura, Bali) setelah perpres tersebut ditandatangani oleh Bapak Presiden," sebut Archandra kepada awak media di Ruang Damar, Kementerian ESDM Jakarta, Senin (9/4/2018).

Saat ini, aturan yang tertuang dalam Perpres 191 hanya menugaskan Pertamina untuk memasok Premium ke luar wilayah Jamali. Di dalam perpres tersebut, Pertamina ditugaskan untuk memasok solar di wilayah Jamali.

Baca selengkapnya: Premium Langka, Presiden Akan Revisi Perpres 191 Tahun 2014

4. Sri Mulyani: 2045, Apa Pun yang Dilakukan Indonesia Akan Pengaruhi Negara Lain

Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa pada Bulan Maret 2018 turun menjadi 126 miliar dollar AS dari sebulan sebelumnya 128,06 miliar dollar AS. Penurunan cadangan devisa 2,06 miliar dolar itu karena BI melakukan intervensi ke pasar uang untuk stabilisasi rupiah dan pembayaran utang liar negeri Pemerintah.

Menanggapi pelemahan nilai tukar, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hal itu tidak lepas dari perang dagang antara China dan Amerika Serikat. "

Sekarang dunia mengalami perubahan dunia sangat cepat, terutama policy dilakukan Amerika dan China berhubungan dengan masalah perdagangan," tambahnya.

Wanita yang disapa Ani ini menjelaskan, nilai tukar disebabkan banyak hal. Salah satunya terkait suku bunga internasional yang diumumkan bakal meningkat.

Baca selengkapnya: Sri Mulyani: 2045, Apa Pun yang Dilakukan Indonesia Akan Pengaruhi Negara Lain

5. Rupiah dalam Pusaran Isu Perang Dagang AS-China

Jumat (6/4/2018), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,08 persen ke level Rp 13.778 per dollar AS. Sepanjang pekan lalu, rupiah melemah 0,18 persen. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga terdepresiasi 0,03 persen menjadi Rp 13.771 per dollar AS. Sehingga, dalam sepekan, nilai kurs rupiah melemah 0,15 persen.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menilai, rupiah masih terus disetir faktor eksternal, khususnya perkembangan kebijakan tarif dagang antara dua negara raksasa ekonomi, AS dan China.

Setelah sempat agak mereda, akhir pekan ini, Presiden AS Trump justru membuat pernyataan akan menaikkan tarif impor barang China dari sebelumnya 50 miliar dollar AS menjadi 100 miliar dollar AS.

"Tensi perang dagang kembali naik, apalagi tidak ada sentimen domestik yang menjadi pendorong. Jadi, rupiah masih tertekan," ujar Mikail.

Baca selengkapnya: Rupiah dalam Pusaran Isu Perang Dagang AS-China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com