KOMPAS.com - Semringah wajah I Wayan Sudana bercerita tentang tanah kelahirannya, Bali. Pria yang sehari-hari menjalankan tugas sebagai General Manager Aryaduta Bali pada Jumat (6/4/2018) kini mengemban tugas yang tantangannya terbilang menarik.
"Di kawasan ini (Jalan Kartika Plaza) ada peluang untuk membangun bisnis MICE," tuturnya.
Aryaduta Group per 29 Maret 2018 memang memperkenalkan hotel terbarunya, Aryaduta Bali. Hotel berkamar 178 unit itu letaknya terbilang strategis.
Dari posisi hotel yang persis di depan Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius, Kuta, pelancong sudah bisa mencapai Pantai Kuta, Waterbom Park, Pantai Segara, Pantai Jerman, dan destinasi belanja khas Kuta. "Tinggal berjalan kaki saja," tuturnya.
Keunikan kawasan Kuta itu dalam pandangan Wayan Sudana memang seakan tak lekang. Untuk soal bisnis MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) saja, Kuta memberi inspirasi, bahkan jika dibandingkan dengan Nusa Dua. "Nusa Dua kan memang sudah didesain untuk yang kelas besar ya MICE-nya," kata Wayan.
Terkini, Nusa Dua akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional - Bank Indonesia (IMF-WB) 2018 pada Oktober 2018. Menurut catatan Harian Kompas pada 6 April 2018, 6.000 kamar hotel bertarif lima jutaan rupiah per malam dipastikan tersedia untuk menginap para peserta kegiatan akbar itu.
Rupanya, menurut pandangan Wayan Sudana, imbas MICE kelas besar itu menjalar pula ke kawasan Kuta. "Kelasnya memang MICE yang medium," ujarnya.
Ikhwal MICE besar serta kelas medium itu, Wayan Sudana membeberkan pertimbangannya. "MICE yang kelas besar itu biasanya penyelenggaraannya tahunan," tuturnya sembari menambahkan bahwa rerata pengunjung MICE kelas besar mencapai 4.000 orang.
"Kami garap yang medium dengan pengunjung 500 sampai 600 orang," katanya lagi.
Pada kelas medium, hampir semua korporasi, mempunyai kegiatan bulanan atau triwulan. "Kontinuitasnya lebih sering," tuturnya.
Selain itu, MICE kelas medium di kawasan Kuta makin diminati tak hanya oleh pelancong lokal. "Dari luar kan sudah makin banyak. Sekarang yang dari India, China, dan Korea Selatan kan sudah mulai masuk," ujarnya.
Untuk menjaring pasar MICE medium itu, kata Wayan Sudana, pihaknya menjalankan beberapa strategi. Salah satunya dengan mengusung konsep bigger is better pada kamar hotel.
Di kawasan Kuta, lanjutnya, pihaknya memperkenalkan kamar berukuran lebih besar dari biasanya. Setidaknya ada tiga ukuran kamar yakni 52 meter persegi, 54 meter persegi, dan paling kecil 42 meter persegi.
Agar pengunjung nyaman, di dalam kamar tertata kursi-kursi yang bisa digunakan untuk tidur. "Semuanya di dalam kamar kan harus fungsional," ujarnya.
Lantas, terkait target keterisian hingga 2018 akhir, Wayan Sudana mengatakan hinga kini level tersebut sudah bisa mencapai 55 persen.