Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Kompetisi Masuk Pasar Afrika Mulai Ketat

Kompas.com - 10/04/2018, 18:20 WIB
Aprillia Ika

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, saat ini sejumlah negara di dunia mulai fokus menyasar Afrika sebagai pangsa pasar baru. Indonesia merupakan salah satunya.

Lantas bagaimana agar Indonesia terlihat lebih "seksi" dibanding negara lain saat masuk ke pasar Afrika?

Mendag Enggar, sapaan akrab Enggartiasto, mengatakan bahwa ada salah satu hal yang tidak dimiliki negara lain terkait hubungan antara Indonesia dan Afrika, yakni kedekatan emosional terkait dengan sejarah Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

"Kami akan terus ingatkan hubungan bersejarah tersebut sebab sampai saat ini dari mereka masih ada yag mengingat perstiwa tersebut," kata dia saat ditemui usai acara pembukaan Indonsiaa-Africa Forum 2018 yang dihelat kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/4/2018).

Baca juga : Indonesia Sasar Ekspor ke Negara Afrika dengan Penduduk Besar

Selebihnya, lanjut Enggar, Indonesia memang harus berkompetisi masuk ke pasar Afrika sebab saat ini masyarakat Afrika lebih menginginkan produk yang murah ketimbang produk berkualitas. Untuk produk berkualitas, Indonesia tentu menyasar pasar negara mapan seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Maslahnya, saat ini perdagangan ke negara-negara Afrika masih belum menentu akibat dinamika poltik internal mereka. Sehingga saat pihak Indonesia membuat perjanjian harus melihat dinamika politik apa yang akan mempengaruhi kesepakata kedepannya.

"Di sana ganti rezim ganti regulasi, bahkan sebelum ganti rezim regulasinya sudah ganti," ujar Enggar.

Walaupun demikian, Afrika tetap dipandang sebagai pasar yang menarik dan Enggar melihat tidak ada masalah keamanan bagi pengusaha Indonesia yang berinvestasi di sana.

Dia juga berpendapat, tidak memberikan insentif khusus bagi pengusaha yang berekspansi ke Afrika sebab produk dari Indonesia sendir sudah sangat menarik seperti Indomie yang punya 14 pabrik di Nigeria. Minyak sawit mentah (CPO) Indonesia juga sangat digemari di Afrika.

"Jadi Indonesia itu sangat menarik bagi Afrika," pungkasnya.

Baca juga : Jusuf Kalla: Bukan Wakanda Forever, tapi Indonesia-Afrika Forever...

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa berdasarkan data 2017, perdagangan antara Indonesia dan Afrika masih kecil mencapai 8 miliar dollar AS atau naik 15 persen dibanding 2016. Namun volume perdagangan naik signifikan.

Misal ke Liberia naik 284 persen. Sementara ke Comoros naik 268 persen, ke Gabon aik 215 persen, ke Togo naik 105 persen, ke Burundi naik 105 persen dan ke Cabo Verde naik 100 persen.

"Bidangnya, dari pesawat terbang sampai Indomie. Ada kapal, kereta api dan berbagai macam. Di forum ini, daripada orang Afrika ke Tanah Abang, lebih baik kita kirim (ekspor)," ujar Wapres.

Kompas TV Sekelompok Migran Afrika Sembunyi di Bawah Kereta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com