Namun, Wimboh menyampaikan bahwa selama ini belum ada langkah konkret dari para investor tersebut untuk terlibat penuh dalam penambahan modal Bank Muamalat.
"Kalau kita lihat yang ingin masuk ke bank ini banyak. Karena bank ini basisnya dananya bagus, dana murahnya sustain. Namun, mereka baru sebatas bicara saja. Belum ada yang mendekati langsung ke pemegang saham pengendali," ucap dia.
Di sisi lain, Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana menjelaskan bahwa ketertarikan para investor itu tak terlepas dari potensi besar untuk bertumbuh yang ada dalam diri Bank Muamalat.
Hal itu didukung pula dengan kinerja keuangan seperti likuiditas dan dana pihak ketiga (DPK) yang cukup tinggi pada 2017 silam.
Berdasarkan data yang dipaparkan manajemen, dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat tumbuh 16,14 persen atau jauh lebih tinggi dibanding pembiayaan yang hanya 3,19 persen pada 2017.
Terkait dengan hal itu, OJK telah meminta bagi para calon investor untuk datang ke pemegang saham pengendali Bank Muamalat, yakni IDB.
Namun, sampai saat ini belum ada satupun investor tersebut yang datang ke IDB dan mengajukan permohonan untuk menambah modal Bank Muamalat.
"Jadi kita minta semua investor yang tertarik datang ke pemegang saham pengendali. Lantas, kita mensyaratkan setiap investor yang dibawa harus ada escrow. Setelah escrow ada, prosesnya adalah karena ini bank publik harus mematuhi asas transparansi dengan mendisclose soal investor tersebut dalam RUPS," ujar Wimboh.
Berharap pada BUMN dan Pemerintah
Belum adanya langkah konkret dari para calon investor ini kemudian membuat Permana berharap Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau lembaga pemerintah bisa jadi investor Bank Muamalat.
"Sudah ada yang sounding. Itu bisa dari Bank BUMN dan bisa juga dari lembaga pemerintah," imbuhnya.
Beberapa waktu lalu PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) sempat ingin mengakuisisi Bank Muamalat. Namun, upaya tersebut harus kandas dengan beberapa alasan. Sehingga membuat terbatasnya permodalan Bank Muamalat belum mendapatkan solusi.
Akibat kegagalan PADI tersebut, Permana mengaku pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan pihak bank BUMN, baik dari induk maupun pemegang sahamnya.
Menurut dia, ada dua cara yang bisa dilakukan bank BUMN untuk bisa menambah modal ke Bank Muamalat.
"Kalau mereka bisa langsung, mekanismenya bisa lewat induknya kemudian mereka masuk langsung ke right issue. Ini sudah dibicarakan mudah-mudahan bisa cepat direalisasikan," jelas Permana.