Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Proyeksi ADB soal Pertumbuhan Ekonomi Asia dan Indonesia

Kompas.com - 12/04/2018, 12:03 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asian Development Bank (ADB) memprediksi perekonomian kawasan Asia dan Pasifik bakal mengalami penurunan kecil pada 2018 dan 2019 mendatang.

Kendati demikian, kondisi perekonomian secara keseluruhan masih baik. Perekonomian sejumlah negara yang berada di dalam kawasan, termasuk Indonesia, juga disebut bakal mengalami pertumbuhan kecil pada tahun tersebut.

Asia dan Pasifik

Laporan tahunan Asia Development Outlook (ADO) 2018 memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan Asia dan Pasifik bakal mengalami sedikit penurunan dibandingkan 2017 lalu.

Adapun penurunan tersebut hanya 0,1 persen, yakni dari 6,1 persen pada 2017 kemudian menjadi 6,0 persen pada 2018. Penurunan tersebut kemungkinan masih akan berlanjut pada 2019, yakni menjadi 5,9 persen.

Kendati terjadi sedikit penurunan, menurut Wakil Kepala Perwakilan ADB Indonesia, Sona Shresta keseluruhan pertumbuhan di kawasan sebenarnya dalam posisi yang baik.

“Ada berbagai perekonomian di kawasan Asia yang sedang berkembang dan mempertahankan momentum pertumbuhan. Perkembangan itu didorong oleh kebijakan yang baik (good governance), kuatnya ekspor, serta tingginya konsumsi domestik,” terangnya dalam paparan ADO di Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Dia menambahkan bahwa kawasan Asia Tenggara mendapatkan manfaat dari membaiknya harga komoditas, seperti batubara serta minyak kelapa sawit, dan meningkatnya perdagangan dunia.

Pertumbuhan ekonomi sejumlah negara di dalamnya, yakni Indonesia, Filipina, dan Thailand menjadi lebih cepat karena didorong peningkatan konsumsi domestik. Sedangkan di Vietnam, pertumbuhan ekonomi ditopang ekspansi berbasis industri.

Di Asia Selatan, pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh pulihnya perekonomian India. ADB memprediksi perekonomian India di 2018 akan naik ke 7,3 persen dan pada 2019 naik ke 7,6 persen. Adapun sebelumnya, pada 2017 perekonomian India berada di 6,6 persen.

Kenaikan harga komoditas juga berpengaruh mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Asia Tengah, yang diproyeksikan mencapai 4 persen pada 2018 dan 4,2 persen pada 2019.

Kemudian negara-negara di Pasifik diperkirakan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 2,2 persen dan 3 persen dalam kurun waktu 2018 hingga 2019.

Namun ada juga risiko penurunan, mengingat adanya kekhawatiran terhadap memburuknya ketegangan dalam hubungan dagang Amerika Serikat dengan China.

“Ketentuan tarif baru Amerika Serikat terhadap produk tertentu belum sampai mengganggu perdaganggan. Tapi tindakan lanjutan, serta balasannya, berpotensi merusak keyakinan dunia usaha dan konsumen di Asia serta Pasifik,” jelas Sona.

Dia juga memberi catatan, meski berpengaruh pada kawasan, ketegangan hubungan dagang Amerika Serikat dan China kemungkinan tidak bakal mengganggu Indonesia. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih ditopang oleh permintaan domestik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com