Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Kembangkan Industri Manufaktur

Kompas.com - 12/04/2018, 17:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Indonesia dinilai harus mengembangkan industri manufaktur, khususnya yang berbasis ekspor. Dengan demikian, produktivitas dapat bertambah, pertumbuhan ekonomi dapat terakselerasi, dan Indonesia dapat masuk dalam rantai pasok global.

"Indonesia harus masuk ke dalam tataran industri manufaktur yang tumbuh kembali pesat, tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, namun berorientasi ekspor dan menyediakan lapangan kerja," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo pada media briefing rapat koordinasi (rakor) pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BI di Hotel Radisson Batam, Kepulauan Riau, Kamis (12/4/2018).

Dalam kesempatan yang sama, Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menjelaskan, sejak tahun 2005 peranan sektor industri Indonesia terus mengalami penurunan. Pada tahun 2017 lalu, sumbangan sektor industri terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 20,2 persen.

"Kalau kita lihat, suatu negara kalau menjadi negara berpendapatan tinggi, tidak terjebak dalam middle income country, seharusnya pertumbuhan sektor industri harus lebih besar dari pertumbuhan ekonomi," tutur Iskandar.

Baca juga: Begini agar Indonesia Terbebas dari Middle Income Trap

Dia menyebutkan, kondisi yang terjadi di Indonesia adalah kebalikannya. Maksudnya, pertumbuhan sektor-sektor lainnya lebih cepat dibandingkan pertumbuhan industri.

Menurut Iskandar, apabila sektor industri tumbuh relatif rendah, maka nilai tambah terhadap perekonomian menjadi lebih rendah. Padahal, untuk mendorong produktivitas sebuah negara agar menjadi negara maju, sektor industri harus didorong.

"Ini menjadi perhatian pemerintah, bagaimana sektor industri kembali ke kejayaannya," ungkap Iskandar.

Menurut dia, apabila Indonesia tidak bisa mengembangkan sektor industri, maka ketergantungan terhadap bahan baku terhadap industri menjadi sangat tinggi. Daya saing Indonesia dalam pasar ekonomi global pun akan menjadi lebih rendah.

Untuk menggenjot sektor industri nasional, imbuh Iskandar, pemerintah telah melakukan sejumlah langkah. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Saat ini, sudah ada 12 KEK yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Iskandar mengungkapkan, sebagian besar KEK yang sudah ada tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan sektor manufaktur.

"Sekarang ada 12 KEK, 8 temanya manufaktur dan 4 pariwisata. Dengan mengembangkan industri di KEK, maka akan muncul konglomerasi yang bisa menciptakan scale of economics (skala ekonomi)," ucap Iskandar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Daftar Autodebet BPJS Kesehatan Bank BRI

Cara Daftar Autodebet BPJS Kesehatan Bank BRI

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Whats New
Kemenag Siapkan Layanan Haji 2024, Seleksi Petugas Mulai Desember

Kemenag Siapkan Layanan Haji 2024, Seleksi Petugas Mulai Desember

Whats New
Di COP 28 Dubai, Bos MedcoEnergi Ungkap Mulai Nonaktifkan Bisnis Batu Bara

Di COP 28 Dubai, Bos MedcoEnergi Ungkap Mulai Nonaktifkan Bisnis Batu Bara

Whats New
Intip Gaji Pensiunan Polisi, dari Tamtama sampai Purnawirawan Jenderal

Intip Gaji Pensiunan Polisi, dari Tamtama sampai Purnawirawan Jenderal

Work Smart
Rayakan HUT Pertama Komunitas GGC, Alumni Utarakan Manfaat Praktikkan NLP dalam Berbisnis

Rayakan HUT Pertama Komunitas GGC, Alumni Utarakan Manfaat Praktikkan NLP dalam Berbisnis

Whats New
BI Jajaki Perluasan Penggunaan QRIS di Jepang hingga Arab Saudi

BI Jajaki Perluasan Penggunaan QRIS di Jepang hingga Arab Saudi

Whats New
Di Mana Sri Mulyani Menyimpan Semua Uang APBN?

Di Mana Sri Mulyani Menyimpan Semua Uang APBN?

Whats New
Mengenal Timor, Mobil Nasional Tommy Soeharto yang Tersangkut BLBI

Mengenal Timor, Mobil Nasional Tommy Soeharto yang Tersangkut BLBI

Whats New
BSI Dapat Lisensi Operasional di Dubai, Erick Thohir: Perkuat Bisnis di Timur Tengah

BSI Dapat Lisensi Operasional di Dubai, Erick Thohir: Perkuat Bisnis di Timur Tengah

Whats New
Gubernur BI Sebut QRIS Bawa Indonesia Selamat dari Krisis

Gubernur BI Sebut QRIS Bawa Indonesia Selamat dari Krisis

Whats New
Rayakan Ulang Tahun, TOTO Indonesia Komitmen pada Penyelesaian Problem Sanitasi Tanah Air

Rayakan Ulang Tahun, TOTO Indonesia Komitmen pada Penyelesaian Problem Sanitasi Tanah Air

Whats New
Sambil Terisak, Menteri Basuki Minta Tukin Pegawainya Naik Jadi 100 Persen

Sambil Terisak, Menteri Basuki Minta Tukin Pegawainya Naik Jadi 100 Persen

Whats New
Kondisi Politik dan Moneter Global Akan Pengaruhi Ekonomi Indonesia 2024

Kondisi Politik dan Moneter Global Akan Pengaruhi Ekonomi Indonesia 2024

Whats New
Mercer Marsh Benefits: Peningkatan Kesejahteraan Karyawan dan Keberlangsungan Bisnis Bisa Berjalan Beriringan

Mercer Marsh Benefits: Peningkatan Kesejahteraan Karyawan dan Keberlangsungan Bisnis Bisa Berjalan Beriringan

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com