Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Waspadai Dampak Musim Kemarau Saat Mudik Lebaran 2018

Kompas.com - 13/04/2018, 18:09 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan Kementerian Perhubungan mengenai dampak musim kemarau yang akan melanda selama berlangsungnya arus mudik Lebaran 2018, Juni mendatang. Hal ini diungkapkan dalam Rapat Koordinasi Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2018 di kantor Kemenhub, Jumat (13/4/2018).

"Harus diantisipasi mengenai perubahan cuaca yang tidak menguntungkan. Selama mudik nanti, masih musim kemarau, sehingga harus diwaspadai dampaknya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat rapat berlangsung.

Dampak yang dimaksud Dwikorita adalah hawa yang cukup panas hingga debu di sepanjang rute perjalanan mudik. Pihaknya juga memberi catatan tentang perlunya antisipasi perubahan kondisi gelombang laut yang kaitannya dengan penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten.

"Petugas kami akan siapkan radar khusus untuk mengantisipasi perubahan cuaca di Merak," tutur Dwikorita.

Baca juga: Jasa Marga Gunakan 564 CCTV untuk Pantau Arus Mudik Lebaran

Menerima masukan tersebut, Budi memastikan pihaknya akan membahas dampak dari musim kemarau ini paling lambat dua pekan sebelum Lebaran.

Hasil dari pembahasan tersebut akan menentukan langkah apa yang bisa ditempuh pemerintah guna memperlancar arus mudik meski menerima dampak cuaca dari musim kemarau.

"Ini kaitannya dengan tol fungsional, akan kami tetapkan jalur tersebut bisa beroperasi dari jam berapa sampai jam berapa. Kalau tidak ada lampu, pasti malam tidak boleh beroperasi dan karena akan berdebu kami minta pengelola menyiapkan truk tangki air," ujar Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com