BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Momobil

Punya Aset di Usia Muda Kini Bukan Sekadar Mimpi

Kompas.com - 16/04/2018, 14:11 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Malam itu, Faisal (27) tampak sibuk dengan telepon pintar di genggamannya. Kedua matanya menyiratkan keseriusan dengan jari yang bergerak cukup lihai di layar gawai tersebut.

Ternyata, ia sedang fokus berburu promo tiket pesawat yang saat itu baru saja dibuka periodenya. Turki adalah destinasi incaran Faisal selanjutnya setelah beberapa minggu yang lalu ia menjelajah Thailand.

Ya, ia sangat menggemari kegiatan traveling. Mempunyai kesempatan untuk bisa keliling dunia adalah cita-citanya saat ini. Sampai-sampai ia rela menghabiskan tabungannya untuk mewujudkan impian tersebut.

Serupa tapi tak sama, Tika (24) juga memiliki hobi kekinian seperti Faisal. Wanita berambut lurus itu gemar berburu gadget teranyar. “Biar tak ketinggalan zaman,” jelasnya.

Dalam waktu satu tahun saja, ia bisa gonta-ganti smartphone­-nya dua hingga tiga kali. Gajinya pun sering habis tak tersisa untuk memenuhi hasrat itu.

Faisal dan Tika merupakan beberapa contoh bagaimana generasi milenial saat ini memiliki gaya hidup yang cenderung konsumtif alias boros.

Tak hanya memiliki hobi traveling dan gonta-ganti gadget saja, beberapa di antara mereka pun gemar makan di kafe atau restoran mewah demi status “kekinian”-nya pada media sosial.

Tanpa mereka sadari, kegiatan-kegiatan tersebut membuatnya terjebak dalam situasi keuangan yang sulit. Jangankan memiliki aset pada usia muda, memiliki tabungan atau investasi yang cukup pun nampaknya sukar.

Hal tersebut ternyata sesuai dengan survei terbaru yang dilakukan oleh GoBankingRates pada generasi milenial di Amerika Serikat. Survei itu menemukan adanya peningkatan persentase kaum milenial yang tak memiliki tabungan.

Pada 2017, sebanyak 46 persen generasi milenial tak memiliki saldo tabungan. Angka nol bertengger dalam buku tabungannya. Jumlah itu diperkirakan naik 15 persen dari tahun sebelumnya.

Dengan gaya hidup yang cenderung boros, generasi milenial saat ini kesulitan untuk menabung dan berinvestasi.SHUTTERSTOCK Dengan gaya hidup yang cenderung boros, generasi milenial saat ini kesulitan untuk menabung dan berinvestasi.

Meskipun ada generasi milenial muda atau mereka yang berusia 18-24 tahun yang memiliki saldo tabungan. Itu pun jumlahnya kurang dari 1.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 13,6 juta memakai kurs saat ini.

Kesulitan menabung tidak hanya terjadi pada generasi milenial muda. Melansir berita Kompas.com, Selasa (13/2/2018), generasi milenial tua atau yang berusia antara 25-34 tahun pun kesulitan dalam menyisihkan uang untuk ditabung.

Baca juga: Makin Banyak Generasi Milenial Tak Punya Tabungan

Sebanyak 61 persen generasi milenial tua memiliki saldo tabungan kurang dari 1.000 dollar AS. Bahkan, sejumlah 41 persen di antaranya sama sekali tidak mempunyai tabungan.

Sama seperti generasi milenial di Amerika Serikat, kondisi di Indonesia pun hampir sama. Berita dari Kompas.com, Jumat (29/12/2018), generasi milenial Indonesia usia 25-35 saat ini lebih mementingkan kegiatan leisure dan traveling ketimbang berinvestasi. 

Fakta tersebut jelas mengkhawatirkan untuk kelangsungan masa depan generasi ini.

Masih ada kesempatan

Jika dilihat dari gaya hidup dan data survei di atas, memang cukup sulit bagi kaum milenial memiliki tabungan untuk masa depannya. Namun, sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan sama sekali.

Masih ada kesempatan untuk mengubah gaya hidup boros supaya memiliki tabungan atau investasi yang cukup.

Pakar keuangan dari Intuit, Kimmie Greene, memiliki formula sederhana untuk membantu Anda menyisihkan sebagian uang untuk ditabung.

Ketika berusia 20 tahunan, sisihkan 25 persen dari total penghasilan untuk ditabung.

“Pastikan biaya gaya hidup Anda tidak melampaui 75 persen dari pendapatan kotor Anda,” ujar Greene seperti dikutip dari cnbc.com.

Kemudian bila Anda sudah berusia 30 tahun ke atas, pastikan bahwa besaran tabungan Anda setara dengan gaji tahunan. Misalnya jika Anda memperoleh penghasilan Rp 100 juta per tahun, maka jumlah yang sama harus ada di dalam tabungan Anda.

Ilustrasi menabung SHUTTERSTOCK Ilustrasi menabung

Selain memiliki tabungan, investasi dalam bentuk barang berwujud juga bisa dijadikan pilihan, misalnya memiliki kendaraan mobil. Selain dapat dijadikan investasi, kendaraan tersebut juga bisa membantu mobilitas kaum milenial yang terkenal tinggi.

Hitung cicilan

Langkah pertama bila Anda tertarik berivestasi dengan memiliki mobil adalah menetapkan jadwal menabung dan menentukan target jumlah tabungan.

Terdapat juga beberapa cara untuk mewujudkannya, salah satunya dengan metode pembayaran cicilan. Cicilan atau kredit mobil biasanya tergantung dari jumlah pendapatan per bulan.

Membeli mobil tak harus baru, Anda juga bisa memilih jenis mobil bekas berkualitas dan dengan metode pembayaran cicilan. SHUTTERSTOCK Membeli mobil tak harus baru, Anda juga bisa memilih jenis mobil bekas berkualitas dan dengan metode pembayaran cicilan.

Jika gaji bulanan Anda Rp 4 juta-Rp 5 juta, maka jumlah cicilan yang diizinkan oleh lembaga keuangan maksimal adalah 30 persennya, atau lebih kurang Rp 1,6-Rp 2 juta.

Untuk urusan uang muka, salah satu cara yang bisa dipilih adalah menabung terlebih dahulu. Misalnya, dengan pendapatan Rp 4 juta-Rp 6 juta, Anda bisa menabung Rp 1 juta-Rp 2 juta per bulan untuk mengumpulkan uang muka.

Membeli mobil pun tak harus baru, Anda juga bisa memiliki mobil bekas berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau, seperti yang disediakan oleh momobil.id.

Dengan sistem online yang terpadu, Anda tak perlu lagi bersusah payah mencari informasi mobil bekas yang Anda inginkan. Metode pembayarannya pun mudah dengan sistem kredit atau cicilan hingga 48 bulan.

Sebagai contoh coba pilih varian terjangkau dari Toyota Agya 1.0 G AT keluaran 2016. Pada laman momobil.id, mobil tersebut dibanderol dengan harga Rp 110 juta.  Dengan membayar uang muka sebesar 30 persen dan tenor 48 bulan, Anda bisa mendapatkan cicilan Rp 2 jutaan.

Dengan cara begini, generasi milenial pun bisa mengatasi problematika keuangannya dengan memiliki aset di usia muda.

Selain itu Anda juga bisa merasa #BanggaPunyaSendiri karena kerja keras selama ini menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com