Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut BCA, Ini Untungnya Pakai Kartu Debit Berlogo GPN

Kompas.com - 16/04/2018, 18:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk baru saja meluncurkan kartu debit berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) alias logo Garuda.

Tidak hanya itu, kartu debit tersebut juga telah dilengkapi dengan teknologi cip untuk kepastian keamanan data nasabah.

Direktur BCA Santoso menjelaskan, kartu debit berlogo GPN ini ditujukan khusus untuk transaksi yang dilakukan di dalam negeri. Perseroan pun sudah menyiapkan infrastruktur pendukung kartu debit GPN tersebut, antara lain mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan electronic data capture (EDC) yang sesuai dengan standar GPN.

Santoso menjelaskan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan kartu debit BCA GPN. Keuntungan ini tidak hanya dirasakan oleh nasabah, namun juga oleh merchant (pedagang).

"Kenyamanan dan keamanan yang ingin kami laksanakan," kata Santoso pada acara peluncuran kartu debit BCA GPN di Menara BCA, Senin (16/4/2018).

Santoso mengungkapkan, nasabah tidak perlu hanya transaksi dengan menggunakan mesin ATM atau EDC milik BCA. Dengan interkoneksi dan interoperabilitas yang dihadirkan dalam GPN, maka mesin ATM dan EDC BCA bisa digunakan oleh nasabah bank manapun di Indonesia.

Selain itu, efisiensi pun bisa dilakukan oleh pedagang. Pasalnya, pedagang tidak perlu lagi menyediakan banyak mesin EDC di mesin kasir lantaran nasabah kini bisa melakukan transaksi dengan mesin EDC bank manapun.

Selain itu, biaya transaksi pun disebut Santoso lebih murah. Sebab, pemrosesan transaksi dilakukan di dalam negeri dan oleh lembaga switching domestik pula.

"Ke depan bisa kompetitif secara pricing karena pricing yang tidak perlu bisa dikurangi," ujar Santoso.

GPN diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 4 Desember 2017 lalu.

Menurut bank sentral, peluncuran GPN adalah sebagai wujud interkoneksi (saling terhubung) antar switching dan interoperabilitas (saling dapat dioperasikan) sistem pembayaran nasional.

BI menyatakan, ada tiga sasaran utama implementasi GPN, yakni pertama adalah menciptakan ekosistem sistem pembayaran yang saling interkoneksi, interoperabilitas, dan mampu melaksanakan pemrosesan transaksi yang mencakup otorisasi, kliring, dan setelmen secara domestik.

Kedua, meningkatkan perlindungan konsumen antara lain melalui pengamanan data transaksi nasabah dalam setiap transaksi. Ketiga, meyakinkan ketersediaan dan integritas data transaksi sistem pembayaran nasional untuk mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter, efisiensi intermediasi, dan resiliensi sistem keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com