Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operator Telko Harus Manfaatkan Layanan Video untuk Bertumbuh

Kompas.com - 18/04/2018, 09:34 WIB
Aprillia Ika

Penulis

SHENZEN, KOMPAS.com - Operator telekomunikasi harus melakukan transformasi ke layanan video seiring demand layanan video yang terus bertumbuh.

Saat ini tren konsumsi video terus bertumbuh dan memerlukan lebih banyak data.

Wang Wei mengatakan, berkaca dari posisi operator di China yang sulit karena harga paket data sangat murah di negara ini.

Dia bercerita, semua orang bisa membeli paket data murah di bawah 3 dollar AS per bulan. Ini tentunya bukan hal yang baik bagi pendapatan operator telekomunikasi.

Di China juga ada game populer berupa kuis interaktif. Saat peak time ada 4 juta pengguna game ini berinteraksi. Ini lebih besar dibanding live TV dan tentunya memerlukan trafik data yang tinggi.

"Konsumsi video terus berubah dan membutuhkan lebih banyak data. Oleh karena itu, telko harus berubah," kata dia.

Faktanya, lanjut Wang Wei, badai video sedang terjadi. Sekarang merupakan layanan tayangab IP based yang lebih banyak menggunakan trafik data. Baik dari IPTV dan sebagainya.

"Layanan ini jadi masa depan telko. Apakah ini threat atau opportunity?. Apakah telko harus berdiam diri arau bertransformasi?" lanjutnya.

Menurut dia, telko harus berubah dan perubahan itu pasti ada dampaknya. Yakni mereka harus investasi lagi sehingga opex dan capex akan naik. Tetapi, hal itu harus dilakukan agar pertumbuhan telko bisa linear dengan naiknya demand teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Bagaimana Bertransformasi?

Menurut Wang Wei, ada tiga hal yang harus dilakukan telko untuk melakukan transformasi ke layanan video.

Pertama, melalui inplementasi cloud native, yakni melalui virtualisasi, elastisitas untuk efisiensi biaya kemudian baru benar-benar migrasi ke cloud untuk mendapatkan business agility.

Kedua, yakni melalui aplikasi over the top (OTT) driven. Ini karena sebelumnya banyak operator telko punya bisnis model terpisah. Kini dengan OTT semuanya terbuka.

Ketiga, ada sentuhan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) atau AI powered. Dengan hal ini operator bisa memberikan layanan end to end capability untuk user experience, monetization, hingga home device

"Kenapa kami berkeras agar telko masuk ke layanan end to end video solution yakni kami ingin operator juga sukses. Kami juga butuh end to end sinkronisasi makanya solusi kami lengkap," lanjut Wang Wei.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com