Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Tembus Rp 13.800 Per Dollar AS, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 20/04/2018, 20:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menyebutkan, pelemahan rupiah pada hari ini disebabkan adanya pengaruh eksternal. Pelemahan rupiah dipengaruhi penguatan dollar AS terhadap seluruh mata uang utama.

Dollar AS pun menguat terhadap yen Jepang, euro, dan poundsterling. Kondisi ini memberikan tekanan pada nilai tukar mata uang Asia.

"Penguatan dollar AS terhadap mata uang dunia ditopang oleh kenaikan yield (imbal hasil) surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun sebesar 9 basis poin dalam 3 hari terakhir ini ke level 2,9 persen," kata Josua ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (20/4/2018).

Seperti dikutip dari Bloomberg, milai tukar rupiah di pasar spot hari ini ditutup melemah pada posisi Rp 13.893 per dollar AS.

Baca juga: Tutup Pekan, Rupiah Melemah Dekati Level 13.900 Per Dollar AS

Josua menjelaskan, kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS dipengaruhi ekspektasi kenaikan inflasi AS yang mendekati level 2 persen. Ini seiring tren kenaikan harga minyak dunia.

Ekspektasi kenaikan inflasi mendekati target inflasi bank sentral AS Federal Reserve tersebut mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya apabila tren kenaikan harga minyak dunia terus berlangsung.

"Sentimen kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif tersebut memberikan tekanan pada pasar keuangan regional di pasar saham dan obligasi yang pada akhirnya memicu keluarnya dana asing dari pasar negara berkembang," ujar Josua.

Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp 13.768 hingga Rp 13.901 per dollar AS, menurut data Bloomberg. Adapun pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya, rupiah bertengger pada posisi Rp 13.785 per dollar AS.

Kompas TV KPK mengusulkan agar pembatasan transaksi uang kartal bisa kembali diperkecil hingga 25 juta rupiah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com