Di akhir Februari, penerbit Harvill Secker dari grup Penguin Random House UK, menawarinya kontrak yang isinya Harvill Secker akan menerbitkan Apple and Knife di tahun 2019 untuk wilayah Inggris Raya dan Persemakmuran (di luar Australia & New Zealand karena ini sudah diterbitkan oleh Brow Books).
Novel Gentayangan akan diterbitkan pertama kalinya oleh Harvill Secker di tahun 2020 untuk Inggris Raya dan Persemakmuran (termasuk Australia & New Zealand).
"Jadi intinya memang agen sastra memegang peran penting. Tetapi pada saat yang sama, saya juga banyak dibantu oleh penerbit indie Brow Books yang berani ambil risiko," ucapnya.
Brow Book berani mengambil risiko meski Intan tidak diwakili agen, dengan membuat kumpulan cerpen yang cenderung dianggap tidak punya pasar ketimbang novel, dan karya Intan sendiri belum pernah mereka baca.
Wadah eksperimentasi
Intan mengatakan, menjamurnya penerbitan independen (indie) di Indonesia belakangan ini adalah hal yang baik. Dia percaya bahwa penerbitan indie dapat menjadi wadah eksperimentasi karya-karya yang tidak mendapat tempat di penerbit arus utama (mainstream).
"Penerbit saya di Australia, Browbooks, adalah contoh penerbit kecil macam ini," ucap Intan.
Lebih lanjut Intan mengatakan, penerbit Indie juga dapat menjangkau pasar internasional jika dapat menempatkan diri di dalam jaringan.
"Kuncinya adalah mengemas karya dengan sebaik-baiknya, cari penerjemah yang baik, tempatkan diri dalam jaringan baik lewat pameran buku atau festival sastra, dan artikulasikan karya dengan baik," sebut dia.
Khawatir terhadap Indonesia
Saat Kompas.com meminta pendapatnya terkait industri buku, Intan mengaku dirinya tidak mengkhawatirkan perindustrian buku di Indonesia.
"Saya lebih mengkhawatirkan Indonesia yang makin lama makin konservatif ," ujarnya.
Bagi dia, selama buku-buku di Indonesia masih bersifat apolitis, menjual mimpi, dan menyodorkan standar moral tertentu tanpa memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk berpikir kritis, di situlah letak permasalahan yang sebenarnya.