Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Telkom dan Astra Internasional Dinilai Masih Layak Dikoleksi

Kompas.com - 22/04/2018, 15:14 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Saham perusahaan telekomunikasi pelat merah PT Telelkomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom dinilai masih layak dikoleksi hingga akhir tahun. Demikian juga dengan saham perusahaan otomotif PT Astra International Tbk (ASII).

Hal itu dipaparkan oleh Kiswoyo, Senior research PT Narada Kapital Indonesia, melalui paparan analisisnya ke Kompas.com.

Menurut dia, berdasarkan perhitungan analisisnya, earning per share (EPS) atau laba per lembar saham dari Telkom bisa tumbuh 12 persen dari EPS di 2017, atau menjadi Rp 245 di akhir tahun 2018 dari Rp 219 di akhir 2017.

"Kami melihat harga wajar TLKM pada 12 bulan mendatang akan berada di level Rp 4.950. Masih terdapat potensi kenaikan harga saham TLKM sebesar 25,58 persen dari harga saat ini di level Rp 3,690," tulis Kiswoyo.

Baca juga : Telkom Akuisisi 51 Persen Saham Perusahaan Penunjang Jasa Keuangan

Menurut dia, pendorong kinerja Telkom pada tahun ini yakni bisnis jaringan kabel optik, bisnis menara telekomunikasi, estimasi peluncuran satelit baru di Mei 2018 serta datangnya momen Lebaran 2018.

Untuk satelit, Telkom diperkirakan akan meluncurkan satelit terbarunya yaitu satelit Telkom 4 pada Juli-Agustus 2018. Total investasi keseluruhan untuk Telkom 4 sebesar 190 juta dollar AS.

Satelit Telkom 4 direncanakan membawa 60 transponder, sebanyak 36 transponder akan disewakan untuk kebutuhan domestik, sedangkan sisa 24 transponder akan dipasarkan untuk India.

"Satelit Telkom 4 dapat meningkatkan pendapatan dan net profit TLKM dari menyewakan transponder," lanjut Kiswoyo.

Pendapatan dan net profit Telkom juga diprediksi meningkat selama masa Lebaran. Hal ini terjadi sebab kebutuhan akan penggunaanlayanan telepon dan data seluler akan meningkat pada Lebaran.

Sepanjang 2017 perseroan mencatatkan pendapatan Rp 128,3 triliun atau tumbuh 10,2 persen dibanding 2016. Pertumbuhan ini diatas pertumbuhan rata-rata industri yang low single growth.

Pesaing Telkom yakni PT Indosat Tbk (Indosat ooredoo) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) tidak mencatatkan pertumbuhan double digit di 2017. 

Pada 2017 XL Axiata membukukan pendapatan Rp 22,87 triliun atau naik 7 persen dibanding 2016 sebesar Rp 21,34 triliun. Sementara pendapatan Indosat Ooredoo pada 2017 Rp 29,92 triliun atau naik 2,5 persen dibanding 2016 sebesar Rp 29,18 triliun. 

Telkom, Indosat Ooredoo dan XL axiata adalah penguasa 95 persen pasar seluler di Indonesia. 

Bisnis Baru

Sementara itu, Narada Kapital juga melihat potensi pertumbuhan harga saham Astra Internasional Tbk hingga akhir 2018. EPS Astra Internasional sepanjang 2018 diperkirakan tumbuh 18 persen. Sehingga harga wajar emiten berkode ASII ini dalam 12 bulan mendatang berada di level Rp 10.000.

"Masih terdapat potensi kenaikan harga saham ASII sebesar 24,69 persen dari harga saat ini di level Rp 7,525. Kami melihat ASII di tahun 2018 ini EPS-nya bisa tumbuh 14 persen dari EPS tahun 2017 sebesar Rp 466 menjadi
Rp 531 di akhir tahun 2018," tulis Kiswoyo.

ASII merupakan perusahaan multinasional yang memiliki anak perusahaan dengan ruang lingkup kegiatan utama meliputi otomotif dengan suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, konstruksi, perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur, teknologi informasi dan properti.

Baca juga : Pangsa Pasar Mobil Turun, Ini Kata Astra International

Dengan didukung iklim bisnis yang cukup kondusif selama tahun 2017, ASII berhasil meraih pencapaian kinerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Bisnis grup otomotif ASII berhasil mempertahankan kepercayaan konsumen otomotif di Indonesia, meskipun pasar mobil ASII harus menghadapi tingkat persaingan yang semakin ketat dengan kemunculan beberapa pemain baru.

Hal ini tercermin dari perolehan pangsa pasar ASII secara nasional sebesar 54 persen di segmen mobil dan 75 persen di segmen sepeda motor.

Di bulan Februari 2018 ASII melakukan expansi dengan menyuntik dana Rp 2 triliun kepada Gojek Indonesia. Diharapkan dengan adanya ekspansi ini dapat meningkatkan pendapatan dan net profit dari ASII group secara keseluruhan mulai dari otomotif, perbankan dan asuransi.

"Kami melihat ASII akan selalu bisa bertumbuh ke depannya. Didukung oleh jajaran manajemen ASII yang rajin berekspansi ke bisnis baru secara terukur dan terencana dengan baik, sehingga diharapkan bisa membuat pertumbuhan bisnis ASII secara keseluruhan bisa tetap optimal," pungkas dia.

Kompas TV The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia memberikan pendidikan khusus tentang pasar modal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com