Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Garuda Diminta Kaji Jakarta-London hingga Alasan Perombakan Direksi Pertamina

Kompas.com - 23/04/2018, 07:07 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Rino Soemarno meminta Garuda Indonesia mengkaji ulang penerbangan Jakarta-London. Rute penerbangan yang dibuka April 2017 ini, dinilai kurang menguntungkan.

Pada tahun lalu, jumlah penumpang Garuda rute Jakarta-London mencapai 35.000 orang. Sementara itu, jumlah penumpang rute London-Australia mencapai 350.000.

Berita mengenai Garuda itu, menjadi salah satu berita populer akhir pekan kemarin.  Adapun berita yang menjadi perhatian pembaca lainnya adalah mengenai pergantian direktu utama Pertamina yang baru seumur jagung.
berumur.

Berikut 5 berita populer di kanal Ekonomi Kompas.com:

1. Garuda Indonesia Diminta Kaji Ulang Rute Jakarta-London

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk meninjau ulang rute penerbangan Jakarta-London PP. Hal ini menimbang kerugian yang dihadapi dari rute yang dianggap kurang menguntungkan tersebut.

"Bu Menteri (Menteri BUMN Rini M Soemarno) minta untuk ditinjau (rute penerbangan) ke London," jelas Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo di sela-sela acara ulang tahun PT Taspen (Persero) di Jakarta, Minggu (22/4/2018).

Gatot menjelaskan, rute penerbangan Jakarta-London PP yang dioperasikan oleh Garuda sebenarnya sudah dibuka sejak April 2017. Akan tetapi, Kementerian BUMN beranggapan, ketimbang merugi di rute luar negeri, akan lebih baik apabila Garuda mengoptimalkan rute domestik.

"Domestik itu pertumbuhan ekonominya luar biasa. Daerah timur itu 7-8 persen dibandingkan dengan average (rata-rata) pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Gatot.

Baca selengkapnya: Garuda Indonesia Diminta Kaji Ulang Rute Jakarta-London

2. 7 Hal yang Tidak Pernah Dikatakan oleh Orang Kaya

Apa, sih, sebenarnya yang membedakan antara orang kaya dan mereka yang dengan isi kantong rata-rata?

Menurut Robert Kiyosaki, perbedaan mendasar antara orang super kaya dengan orang-orang yang berisi kantong rata-rata adalah pada cara berpikir atau mindset.

Cara berpikirlah yang akhirnya memberikan perbedaan, mengapa sebagian orang mampu membangun kekayaan hingga tanpa batas dan mengapa sebagian yang lain tidak mampu atau biasa-biasa saja isi kantongnya.

Cara berpikir akan mempengaruhi seseorang dalam memutuskan sebuah tindakan dan pilihan. Cara berpikir juga berpengaruh besar pada gaya kerja seseorang, apakah sekadar kerja capek, kerja keras atau kerja cerdas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com