JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah melemah secara signifikan sejak akhir pekan lalu. Bahkan, nilai tukar mata uang Garuda kini semakin dekat ke level Rp 14.000 per dollar AS.
Pada awal perdagangan di pasar spot Senin, (23/4/2018), rupiah dibuka pada posisi Rp 13.908 per dollar AS melemah dibanding penutupan Jumat (20/4/2018), pada 13.893.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia hari ini berada di level Rp 13.894 per dollar AS turun dibandingkan akhir pekan pada 13.804.
Terkait pelemahan rupiah yang cukup dalam ini, VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menjelaskan, pelemahan rupiah lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal.
Dengan demikian, bukan hanya rupiah yang mengalami pelemahan, namun juga mata uang negara-negara lain di kawasan Asia.
Baca juga: Rupiah Sudah Sangat Dekat dengan Level Rp 14.000 Per Dollar AS
Josua berpandangan, pelemahan rupiah kemungkinan besar masih akan terus terjadi. Hal ini sejalan dengan bakal dirilisnya sejumlah data ekonomi di AS.
"Masih ada beberapa data penting di akhir bulan ini," kata Josua ketika dihubungi Kompas.com.
Beberapa data perekonomian AS tersebut antara lain data pemesanan barang tahan lama (durable goods), pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018, dan data konsumsi.
Data-data tersebut dirilis sebelum pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dihelat oleh bank sentral AS Federal Reserve.
"The Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga. The Fed baru akan menaikkan kembali suku bunganya dalam rapat FOMC bulan Juni," sebut Josua.
Akhir pekan lalu, dollar AS menguat sejalan dengan kenaikan yield (imbal hasil) surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun. Kenaikan tersebut dipengaruhi ekspektasi kenaikan inflasi AS yang mendekati level target 2 persen sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia.
Faktor lainnya adalah serangan AS ke Suriah, yang menyebabkan makin memanasnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Penguatan dollar AS juga terjadi terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya, seperti yen Jepang, euro, dan poundsterling Inggris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.