Tanpa saling pemahaman hal itu akan menjadi sulit. Bayangkan saja, Koperasi A yang bergerak di simpan pinjam mendorong anggotanya belanja di koperasi lain, Koperasi B, yang bergerak di ritel. Koperasi C yang bergerak di transportasi mendorong anggotanya menabung di Koperasi A.
Ilustrasi itu akan menjadi nyata dengan marketplace koperasi dimana semua koperasi telah terhubung. Alih-alih berkompetisi, mereka justru akan ko-promosi satu sama lain.
Era baru
Dunia yang berubah dan penuh dengan disrupsi ini harus direspon dengan berbeda. Sepuluh tahun lalu kita tak pernah terbayang profesi tukang ojek semenarik hari ini. Juga tak pernah terbayang bila istilah driver memiliki konotasi yang positif daripada sopir zaman dulu.
Aplikasi sharing economy telah merubahnya. GoJek, Grab, Uber lahir dan hal-hal yang tak terbayangkan itu menjadi nyata di depan mata.
Dulu mencari mencari informasi hotel yang sesuai dengan budget harus kita lakukan dengan telpon sana sini. Dunia berubah dan menawarkan website untuk setiap hotel. Lalu semua itu didisrupsi dengan adanya Trivago, Traveloka dan platform sejenisnya.
Dengan langgam yang sama mengapa tidak bila kita permudah masyarakat mengakses layanan berbagai jenis koperasi. Di pulau Bali sana salah satu koperasi mulai menjajagi modus itu.
KSP TEB Artha Mulia yang berdiri pada 2014 lalu telah terhubung (interconnected) dengan sebelas koperasi lain di sana.
Hasilnya sangat menggembirakan. Statistik anggota dan asetnya meningkat tajam. Dengan aplikasi berbasis Android anggota dilayani. Transaksi antar anggota, ketika belanja di toko (merchant), juga menggunakan aplikasi yang sama.
Mereka menyadari penuh tanda-tanda zaman yang berubah, sampai-sampai motonya berbunyi, A Millennial Coop. KSP TEB sadar betul bahwa masa depan koperasi itu berbasis teknologi digital.
Dalam usianya yang masih belia investasi utamanya terletak di infrastruktur teknologi berbasis aplikasi Android. Dan itu nampaknya tak akan mengecewakan bila kita simak data WeAreSocial Global Overview, 2017.
Sebutlah, 41 persen masyarakat Indonesia berbelanja online. Lalu 33 persen di antaranya menggunakan mobile-commerce. Yang menarik tahun 2018 ini diprediksi akan tumbuh 18,8 persen. Data itu nampaknya mengonfirmasi ramalan McKinsey di atas.
KSP TEB boleh jadi bukan koperasi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang concern pada perkembangan teknologi. Dan itulah yang kita harapkan.
Sarasehan Teknologi Informasi untuk Gerakan Koperasi Indonesia yang digagas oleh Komunitas SiCUNDO - INKUR di Medan tempo lalu adalah upaya untuk mengembangkannya ke daerah lain.
Bersama para pegiat Linux kaliber nasional, kerja kolaboratif itu dimulai. MyCOOP, sebuah marketplace koperasi akan menandai sebuah era baru berkoperasi di Tanah Air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.