Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Pastikan Ganjil Genap di Tol Tangerang-Jakarta Berlaku Penuh

Kompas.com - 26/04/2018, 15:17 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut hasil uji coba paket kebijakan di jalan tol, termasuk ganjil genap di ruas Tangerang-Jakarta, berlangsung lancar dan efektif mengurangi volume kendaraan pada jam-jam sibuk.

Dia turut memastikan untuk melanjutkan kebijakan tersebut setelah masa uji coba berakhir dalam waktu dekat.

"Satu minggu lagi (uji coba) ini efektif, setelah itu kami akan jalankan terus," kata Budi saat ditemui di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2018).

Tiga paket kebijakan yang dimaksud selain penerapan sistem ganjil genap untuk kendaraan pribadi adalah penyediaan jalur khusus bus serta larangan kendaraan besar melintas pada jam tertentu. Selama uji coba berlangsung dari Senin (16/4/2018) sampai saat ini, nampak pengurangan volume kendaraan yang signifikan.

"Saya lupa (data) persisnya, tapi angka (berkurangnya volume kendaraan pribadi) di tol Tangerang-Jakarta lebih baik dari yang di Bekasi," tutur Budi.

Selain itu, Budi juga mengatakan jumlah pengguna kendaraan pribadi yang beralih ke angkutan umum seperti bus di ruas tol Tangerang-Jakarta lebih besar ketimbang saat pemberlakuan paket kebijakan ruas tol di Bekasi.

Sampai saat ini, tiga ruas tol telah diterapkan paket kebijakan dari Kementerian Perhubungan, yaitu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur menuju Jakarta, ruas tol Jagorawi untuk gerbang tol Cibubur, serta tol Tangerang-Jakarta.

Tiga paket kebijakan diberlakukan di ruas tol Bekasi dan Tangerang, namun di Jagorawi hanya dua, minus larangan kendaraan berat melintas karena jumlahnya tidak banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com