Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsornya IHSG: Ketidaksiapan Pasar Saham Hadapi Tekanan Eksternal

Kompas.com - 27/04/2018, 08:00 WIB
Mutia Fauzia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu minggu terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Hingga Kamis, (26/4/2018) IHSG telah melewati level terbawah dan terus meluncur hingga 2,81% ke level 5.909,19 poin.

Penjualan investasi oleh asing terhadap saham-saham dengan nilai kapitalisasi besar mencapai Rp 1,31 triliun.

Beberapa saham yang paling banyak dilepas oleh asing adalah Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 569 miliar, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 475 miliar, Bank Central Asia, Tbk Rp 104 miliar, Astra Internasional, sebesar Rp 94 miliar, dan Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk senilai Rp 65 miliar.

Baca juga : IHSG Anjlok 156 Poin, Analis Sebut Investor Panik dengan Rupiah

Namun, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio masih memandang positif masa depan pasar saham.

Dirinya mengatakan, masih banyak sentimen positif yang akan meningkatkan kembali mengangkat IHSG, sejauh pertumbuhan ekonomi di Indonesia cenderung masih stabil yang didorong oleh gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintah dan jumlah ekspor yang semakin kuat.

"Jika pemerintah terus berbicara mengenai pembangunan infrastrukturr dan ekspor, ini juga akan membangun sentimen positif terhadap kondisi pasar modal kita," ujarnya ketika konferensi pers di Bursa Efek Indonesia, Kamis (26/4/2018).

Baca juga : IHSG Diprediksi Cenderung Melemah di Akhir Pekan Ini

Faktor Eksternal

Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan turunnya indeks IHSG ini dipengaruhi faktor-faktor eksternal. 

Seperti suku bunga bank sentral Amerika The Fed yang terus meningkat dan diprediksikan akan kembali meningkat hingga tiga kali tahun ini, isu perang dagang antara China dan Amerika, serta kondisi geopolitik Amerika dan Suriah yang sedang memanas beberapa waktu belakangan.

"Sebenarnya, kondisi fundemental domestik terjaga kuat tapi pasar tidak bisa imune terhadap volatilitas global," lanjutnya.

Baca juga : Manulife: Meski IHSG Terperosok, Investor Diminta Tidak Panik

Senada dengan pernyataan Katarina, Dirut BEI mengatakan tidak pastinya kondisi perekonomian global adalah faktor utama anjloknya IHSG ke level 5.901,9 poin.

"Ini karena pasar global ada uncertainty, karena ada Trump effect, tapi tidak akan terjadi seperti 98," ujarnya.

Kondisi Pasar Saham Masih Baik

Tito melanjutkan, kondisi pasar saham Indonesia, terlepas dari volatilitas yang sedang terjadi cenderung masih bagus.

Halaman:



Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com